Cikarang, Bekasi (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional (BNN) menggerebek gudang penyimpanan narkoba di Jalan Puspa 1, Desa Jayamukti, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis.
Sebanyak 100 kilogram narkoba jenis sabu dan 160.000 pil ekstasi berhasil diamankan dalam penggerebekan tersebut.
"Ini merupakan hasil pengintaian yang kami lakukan. Kami tangkap seorang tersangka yang berencana bertransaksi di lokasi kejadian," kata Deputi Bidang Pemberantasan BNN Inspektur Jenderal Arman Depari di lokasi.
Baca juga: 250 kilo sabu dan ribuan ekstasi disita BNN di Bekasi
Tersangka yang diamankan yakni Agustiar (33) pengendara mobil boks berisi sabu. "Dari mobil boks ini, kami telusuri hingga menemukan lokasi penyimpanan narkoba ini," ucapnya.
Penggerebekan ini berawal dari tertangkapnya Agustiar di lokasi pertama tepatnya di depan Rumah Sakit Mitra, Jalan Industri Kecamatan Cikarang Selatan, Kamis siang.
Agustiar yang mengendarai mobil boks diduga hendak bertransaksi narkoba. Agustiar sebenarnya telah diintai lebih dari satu pekan sebelum ditangkap. Kemudian BNN meringkus Agustiar bersama mobil boks yang dikendarai.
Baca juga: Polisi temukan ribuan ekstasi di sebuah rumah Kampung Bahari Jakarta
Saat digeledah, BNN menemukan sebanyak 66 paket sabu besar dengan total berat diperkirakan mencapai 60 kilogram. Sabu itu dibungkus dalam karung beras bersama sejumlah karung berisi beras lainnya untuk mengelabui aparat.
"Awal pemeriksaan, yang bersangkutan memang mengaku hanya mengirim beras namun setelah digeledah, kami temukan sabu," kata Arman.
Dari penangkapan di lokasi pertama, petugas kemudian mendalami hingga akhirnya menemukan lokasi penyimpanan narkoba lainnya di sebuah rumah di Desa Jayamukti, Cikarang Pusat. Di lokasi kedua ini, BNN menemukan sebanyak 16 paket berukuran besar. Saat diperiksa, paket tersebut berisi ekstasi berjumlah masing-masing 10.000 butir.
"Total ada 160.000 butir ekstasi yang kami temukan. Kami temukan kembali barang bukti sabu lainnya yang jika ditotal berat brutonya diperkirakan ada 100 kilogram," katanya.
Baca juga: BNN geledah pabrik sabu di kompleks perumahan Semarang
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, narkoba dalam jumlah besar ini diyakini berasal dari Malaysia. Narkoba itu dikirimkan ke Indonesia untuk diedarkan. Sedangkan Cikarang dipilih menjadi tempat penyimpanan karena lokasinya dianggap strategis karena berdekatan dengan ibu kota Jakarta serta kota besar lainnya.
"Kami tidak berhenti di sini. Kami menduga masih terdapat narkoba lainnya karena di lokasi ini kami temukan banyak karung beras yang kami duga isinya juga narkoba. Pemeriksaan selanjutnya kami turut terjunkan K-9 atau pasukan anjing pelacak untuk menelusuri barang haram lainnya," katanya.
Salah seorang petugas keamanan perumahan Karmin (40) mengaku tidak mengetahui jika di daerahnya terdapat lokasi penyimpanan narkoba. Menurut dia, rumah yang digerebek itu tidak mencurigakan.
"Justru yang mencurigakan itu karena ada dua orang yang diam terus di dekat lokasi. Itu sudah hampir seminggu. Kami curiga itu siapa tapi ternyata itu katanya orang BNN yang mengintai. Kalau yang aktivitas di rumah itu tidak curiga, tahunya memang tempat menyimpan beras tapi ternyata narkoba," katanya.
Tersangka Agustiar beserta 100 kilogram sabu dan ratusan ribu butir ekstasi saat ini dibawa ke Kantor BNN di Cawang, Jakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020