Paris (ANTARA News/Reuters) - Polisi menemukan tiga tempat persembunyian bawah tanah yang diduga milik kelompok separatis Basque ETA di Perancis selatan, dalam operasi yang meluas untuk menumpas organisasi militan tersebut, kata satu sumber pengadilan, Senin.
Salah satu tempat persembunyian itu menyimpan 240 kilogram amonium nitrat, yang bisa digunakan untuk membuat bom, kata sumber itu.
Di tempat persembunyian kedua terdapat plat-plat nomer mobil palsu, sementara tempat bawah tanah yang ketiga kosong.
Dalam operasi besar-besaran anti-ETA yang mulai dilakukan setelah ada petunjuk dari polisi Spanyol, aparat keamanan Perancis menyerbu tempat-tempat penyimpanan senjata di hutan, desa dan kawasan wisata di Perancis selatan, dan berhasil menyita sejumlah senjata, amunisi, detonator dan peledak.
Pada hari pertama penyerbuan pada Rabu lalu, polisi Perancis menangkap tiga tersangka anggota ETA yang diburu pihak berwenang Spanyol setelah serangan bom mobil terhadap pulau Mallorca pada akhir Juli yang menewaskan dua anggota Garda Sipil.
Pemboman itu dilakukan setelah serangan dua hari sebelumnya di kota Burgos, Spanyol utara, mencederai 50 orang di wilayah permukiman keluarga Garda Sipil.
Dua pemboman besar yang dilakukan ETA dalam dua bulan ini disebut para analis sebagai upaya untuk menunjukkan bahwa organisasi itu masih aktif meski ratusan anggotanya ditangkap.
Tersiar juga laporan-laporan mengenai terjadinya perbedaan yang meningkat di dalam organisasi gerilya itu, antara kelompok garis keras dan kubu-kubu lain yang menghendaki perundingan perdamaian.
ETA telah menyatakan akan melancarkan serangan-serangan terhadap koalisi pemerintah baru di Basque, yang melengserkan kekuasaan partai nasionalis moderat untuk pertama kalinya dalam 28 tahun dalam pemilihan umum di daerah itu pada Maret lalu.
ETA, yang akhir bulan lalu memperingati setengah abad kelahiran mereka, dibentuk pada 31 Juli 1959 oleh sebuah kelompok nasionalis mahasiswa sayap kiri yang menentang kediktatoran sayap kanan Jendral Francisco Franco, yang menindas bahas Basque.
Pasukan keamanan memperkirakan bahwa kelompok separatis itu, yang melemah akibat penangkapan para pemimpin tinggi mereka dan telah lama relatif tidak aktif, berusaha melakukan unjuk kekuatan untuk membuktikan bahwa mereka masih bisa melancarkan serangan terhadap pemerintah Spanyol dan menjaga semangat para pendukungnya.
Meski sebagian besar penduduk Basque tampaknya mendukung kemerdekaan bagi wilayah pegunungan itu, yang sudah memiliki otonomi besar, dukungan bagi kekerasan menurun dalam beberapa tahun terakhir ini.
Pada akhir Juli, dua polisi tewas dalam serangan bom mobil di Mallorca yang dituduhkan pada ETA.
Serangan fatal lain yang dituduhkan pada ETA terjadi pada Juni, ketika sebuah bom mobil menewaskan seorang polisi anti-teorris di kota Bilbao, Basque.
ETA dituduh bertanggung jawab atas kematian lebih dari 800 orang dalam operasi kekerasan mereka selama puluhan tahun untuk membentuk sebuah negara Basque merdeka yang mencakup wilayah-wilayah di Spanyol utara dan Perancis selatan.
Para analis mengatakan, ETA kehilangan dukungan bagi perjuangan mereka melalui kekerasan, namun pengumpulan pendapat umum menunjukkan mayoritas penduduk Basque mungkin masih menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari Spanyol.
Pada April, polisi menangkap tersangka komandan utama ETA Jurdan Martitegi, sehingga jumlah komandan mereka yang ditangkap menjadi empat orang dalam waktu kurang dari setahun.
Pemerintah Sosialis Perdana Menteri Jose Luis Rodriguez Zapatero menghentikan perundingan perdamaian dengan ETA setelah pemberontak tersebut membunuh dua orang dalam serangan bom mobil di bandara Madrid pada Desember 2006.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009