"Saat ini rutinitas kita berubah saat hidup dibayang-bayangi perubahan yang dibawa COVID-19. Lalu menjadi tantangan untuk mengembalikan kemerdekaan individu untuk tetap berkarya tapi menyesuaikan dengan realitas yang ada yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan," kata Aziz dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, selama dunia belum menemukan obat atau vaksin untuk COVID-19, masyarakat harus menyesuaikan diri dengan normal baru, yaitu cara baru untuk hidup dan menjalani kehidupan, pekerjaan, dan interaksi dengan orang lain dengan tetap mematuhi anjuran protokol kesehatan.
Baca juga: DPR: Polri kedepankan humanisme bantu warga adaptasi normal baru
Politikus Partai Golkar itu mengatakan konsep normal baru bukan hal yang baru dalam kehidupan manusia, dari waktu ke waktu seraya adanya perubahan, seperti krisis ekonomi misalnya.
"Pada masa lalu istilah ini sejak dahulu telah digunakan dalam berbagai konteks lain untuk menyiratkan bahwa sesuatu yang sebelumnya tidak normal telah menjadi biasa," ujarnya.
Dia menilai normal baru adalah dalam konteks berkegiatan sehari-hari seperti kegiatan ekonomi, pekerjaan, produksi-distribusi, belajar-mengajar, menyesuaikan dan berinovasi dengan situasi yang ada.
Baca juga: Anggota DPR: Normal baru harus dibarengi protokol kesehatan ketat
Selain itu, menurut dia, mematuhi aturan sehingga terjalin kerja sama yang baik penerapannya dan akan mampu untuk saling melindungi.
"Pada akhirnya kita perlu mempersiapkan diri untuk hal terbaik sambil mengantisipasi segala risiko yang ada," kata Aziz.
Dia menilai normal baru dalam konteks kesehatan perlu disadari bahwa semua memiliki tanggung jawab untuk saling melindungi, dimulai dari melindungi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar.
"Kuncinya adalah kesadaran yang lebih mendalam. Kita sebagai masyarakat perlu mendukung perjuangan para dokter dengan cara menjaga diri kita sendiri dengan menjalankan segala prosedur protokol kesehatan," katanya.
Baca juga: MPR minta kepala daerah sosialisasikan protokol kesehatan normal baru
Selain itu, Aziz mengatakan keberadaan TNI-Polri dalam menjaga ketertiban umum juga menjadi prioritas saat ini sehingga peran kedua lembaga tersebut menjadi jawaban dari kekhawatiran terkait teknis pelaksanaan di lapangan.
Dia mengajak masyarakat mendukung niat baik dan dedikasi TNI-Polri dalam hal menjaga masyarakat dari musuh yang tidak terlihat yaitu COVID-19.
"Kita harus bisa menyukseskan, agar roda ekonomi bisa kembali normal demi kedaulatan NKRI. Untuk itu diharapkan masyarakat dapat mematuhi anjuran protokol kesehatan dan memiliki disiplin yang tinggi agar kita untuk menang melawan COVID-19," ujarnya.
Aziz mengingatkan bahwa masyarakat kemungkinan harus hidup dalam normal baru untuk waktu yang sangat lama. Apabila saat semua sudah membaik, masyarakat bisa menjalankan kehidupan sebagaimana mestinya.
Baca juga: Normal baru diharapkan dalam ranah pencegahan COVID-19
"Proses ini akan membangun karakter disiplin individu yang kuat. Saat ini, seluruh negara di dunia sedang berjuang dengan banyak metode dalam penanggulangan COVID-19 dan belum ada satupun negara yang benar-benar berhasil dengan metode tertentu," katanya.
Menurut dia, disiplin adalah kunci dalam menekan laju penyebaran COVID-19, dan masyarakat tidak boleh menyerah sehingga apabila ada gelombang ke-2, masyarakat harus konsisten dengan disiplin sehingga mata rantai penyebaran dapat diputus.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020