Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa investasi belum akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi pada 2009.

"Investasi belum akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi 2009, investasi pada semester II mulai pulih tetapi tidak akan seperti yang diharapkan," kata Menkeu dalam rapat kerja Komisi XI DPR di Jakarta, Senin.

Menkeu menyebutkan, perkembangan investasi hingga saat ini harus disikapi dengan hati-hati karena pada pertumbuhan investasi pada kuartal II 2009 tidak setinggi pada kuartal I 2009.

Pada kuartal I 2009 pertumbuhan investasi mencapai 3,4 persen sementara pada kuartal II hanya sebesar 2,7 persen.

"Harus hati-hati karena pertumbuhan investasi pada kuartal II tidak lebih baik dari kuartal I padahal kondisi makro ekonomi pada kuartal II sudah lebih baik," katanya.

Kondisi makro ekonomi yang lebih baik itu antara lain ditujukkan dengan inflasi yang turun, suku bunga yang turun, dan exchange rate yang stabil bahkan cenderung menguat, serta kepercayaan terhadap pasar modal yang pulih sehingga iklim investasi seharusnya lebih kondusif.

Pertumbuhan investasi pada semester I 2009 sebesar 3,1 persen dan semester II 2009 diperkirakan sebesar 4,1 persen sehingga selama 2009 sebesar 3,6 persen. Pada 2008, pertumbuhan investasi pada semester I sebesar 12,9 persen dan semesetr II sebesar 10,6 persen, serta selama 2008 sebesar 11,7 persen.

"Dilihat dari kondisi makro ekonomi, seharusnya investasi sudah recover tetapi masih lebih rendah dibanding kuartal I," kata Menkeu.

Menurut dia, kondisi tersebut patut dipertanyakan apakah recovery terlambat dan baru akan terjadi semester II 2009, atau ada persoalan fundamental yang menghalangi minat investasi.

"Itu dua hal yang harus dilihat dengan seksama," katanya.

Menurut dia, memang ada lag (kesenjangan waktu) sekitar 3-6 bulan agar pertumbuhan investasi pulih kembali dan diharapkan terjadi pada semester II 2009.

"Tapi kalau ada bottlenext yang struktural apakah tanah, government, dan lainnya, maka ini tidak memungkinkan adanya pembalikan yang cepat," katanya.

Faktor makro ekonomi boleh saja membaik, tapi struktrual mungkin menjadi penyebab penghalang pertumbuhan investasi sesuai harapan yaitu 8-9 persen atau double digit.

2010

Mengenai pertumbuhan investasi 2010, pemerintah memperkirakan akan mulai lebih baik meskipun masih moderat yaitu mencapai 6,3 persen.

"Kalau interest rate dapat dijaga rendah dan confident dunia usaha dijaga baik, harusnya pertumbuhan kredit bisa mencapai di atas 15 atau dkeati 20 sehingga pertumbuhan investasi 2010 bisa di atas 6 persen," katanya.

Menurut dia, keyakinan dunia usaha akan tergantung prospek pemulihan ekonomi. Pemulihan ekonomi masih akan cukup rapuh dan dalam tahap awal sehingga pertumbuhan investasi tidak akan mengalami peningkatan signifikan.

"Namun ada prospek ke depan, karena nampaknya Asia dinilai prosepktif sehingga ada capital inflow yang juga harus dipertimbangkan," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009