Sejumlah pasien di RSUD Mamuju, Minggu, mengeluhkan pelayanan di rumah sakit itu karena ruangan di rumah sakit itu, seperti di ruangan bangsal yang dihuni pasien, khususnya di WC dipenuhi dengan sampah.
Selain itu di rumah sakit tersebut juga kekurangan air bersih sehingga menyulitkan pasien dan keluarga yang menjaganya untuk mandi dan buang air.
"Rumah sakit ini kotor, karena banyak sampah yang bertebaran seperti di WC. Kami sudah meminta untuk dibersihkan tetapi justru kami yang dimarahi," kata Greis, salah seorang keluarga pasien.
Ia mengatakan, perawat di rumah sakit ini tidak membersihkan sampah kotoran setelah pasien yang sudah dinyatakan sembuh keluar dari rumah sakit itu.
"Mestinya ada aturan yang jelas baik terhadap pasien, maupun para perawat di rumah sakit ini untuk tetap menjaga kebersihan, karena kalau begini kotornya bagaimana mungkin pasien bisa sembuh," kata Greis yang anaknya menderita demam berdarah dengue (DBD) dan sudah lima hari di rawat di rumah sakit itu.
Hal senada dikatakan Supriadi, keluarga pasien lainnya. Ia mengaku kesulitan mendapatkan air bersih di rumah sakit itu untuk digunakan mandi maupun untuk kebutuhan lainnya.
"Air ledeng yang mengisi bak mandi pasien di rumah sakit ini hanya satu kali dalam sehari mengalir, mengakibatkan kami selalu kekurangan air untuk kebutuhan kami dan juga kesulitan mengatasi masalah ini, sehingga harus ke rumah penduduk di Kota Mamuju ini untuk meminta air bersih," ujarnya.
Ia meminta agar manajemen pihak rumah sakit memperhatikan keluhan pasien ini, agar dapat nyaman berobat di rumah sakit ini.
Menanggapi keluhan pasien itu Kepala RSUD Mamuju DR Titin Haryati mengaku, kalau RSUD Mamuju saat ini memang tampak kotor karena di rumah sakit itu tenaga kebersihan yakni "cleaning service" malas bekerja untuk menjaga kebersihan.
"Gajinya hanya Rp300 ribu per bulan, otomatis mereka malas bekerja, jadi kebersihan di rumah sakit ini tidak terjaga," ujarnya
Mengenai kekurangan air bersih, kata dia, hal itu disebabkan karena pipa yang mengalir ke rumah sakit itu, dari perusahaan air minum (PAM) daerah Mamuju, tersumbat dan belum berfungsi.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009