kami berharap siswa dan orang tua bisa bersabar sampai kondisi lebih baik dan tetap ikuti arahan pemerintah

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram mengkhawatirkan sekolah akan menjadi klaster baru penyebaran COVID-19 apabila aktivitas belajar mengajar di sekolah kembali dibuka pada 2 Juni 2020, sesuai jadwal yang ditetapkan.

"Persoalan penyebaran COVID-19 ini belum selesai, bahkan saat ini tingkat penyebarannya cukup tinggi. Karena itu kami berharap siswa dan orang tua bisa bersabar sampai kondisi lebih baik dan tetap ikuti arahan pemerintah," kata Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis.

Baca juga: Bayi 9 bulan positif COVID-19 di Mataram meninggal

Mohan tidak menampik bahwa anak-anak yang terlalu lama tidak sekolah sangat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif anak dan tingkat kejenuhan yang tinggi.

"Apalagi di usia mereka saat ini, mereka butuh berinteraksi dengan kawan-kawannya namun harus terhambat dengan kondisi bencana non-alam COVID-19, yang mengharuskan anak-anak berada di rumah saja, karena pemerintah meliburkan sekolah dan menetapkan masa belajar di rumah," katanya.

Baca juga: Gugus COVID-19 Mataram segera rilis puluhan pasien sembuh

"Untuk itu, peran orang tua sangat penting untuk dapat memainkan peran ganda yakni menjadi orang tua sekaligus pendidik dalam mengarahkan anak-anak agar lebih kreatif mencari wawasan baru," lanjutnya.

Dengan kondisi saat ini, menurut dia, fenomena kekhawatiran sekolah menjadi klaster baru COVID-19, di tengah pandemi COVID-19 saat ini pasti ada. Tidak hanya dari pemerintah, pihak sekolah, juga dari orang tua.

Hal itu bisa dilihat saat menjelang Idul Fitri 1441 Hijriah, di mana euforia masyarakat berbelanja persiapan Lebaran dikaitkan dengan semakin meningkatkan kasus positif COVID-19, sehingga klaster baru muncul dengan istilah macam-macam.

Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Mataram kembali bertambah

"Karena itulah, Gubernur mengeluarkan kebijakan menutup bandara mulai 1 Juni 2020 selama satu bulan. Jadi kebijakan itu harus paralel secara keseluruhan termasuk jadwal masuk sekolah, tidak parsial," katanya.

Baca juga: Pusat perbelanjaan di Mataram yang operasional diancam tindakan tegas

Berdasarkan data Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Mataram pada Rabu (27/5) pukul 20.00 Wita, jumlah pasien positif COVID-19 yang terkonfirmasi sebanyak 15 orang dan satu pasien terkonfirmasi meninggal dunia.

Dengan demikian, jumlah pasien positif COVID-19 secara kumulatif tercatat sebanyak 207 orang. Dengan rincian 106 orang dalam perawatan, 97 orang sembuh dan empat orang meninggal dunia.

Baca juga: Mataram tutup objek wisata religi

Pewarta: Nirkomala
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020