Washington (ANTARA News/Reuters) - Gedung Putih, Jumat, menyatakan Israel harus memutuskan sendiri apakah akan masuk ke Jalur Gaza dengan menggunakan pasukan darat, atau tidak, tapi meragukan tindakan itu akan menghindari korban sipil dan menjamin aliran barang kebutuhan kemanusiaan.
Jurubicara Gedung Putih Gordon Johndroe tidak menjawab secara langsung pertanyaan mengenai apakah AS memikirkan operasi darat dapat dibenarkan atau akan berusaha untuk mencegah serangan itu.
"Saya tidak ingin membicarakan mengenai operasi yang belum terjadi ... (Operasi) itu akan menjadi keputusan yang dibuat oleh Israel," katanya kepada wartawan.
"Mulai sekarang, setiap tindakan yang mereka ambil dalam keseluruhan operasi ini perlu menghindarkan jatuhnya korban sipil, dan kita juga perlu meneruskan aliran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza," tandas Gordon.
Presiden AS George W. Bush dan Menlu Condoleezza Rice telah berhubungan secara tetap dengan PM Israel Ehud Olmert dan mengingatkan Israel mengenai kebutuhan (menghindari korban sipil) itu, kata Johndroe.
"Jadi saya kira setiap langkah yang mereka ambil, apakah itu dari udara atau di darat atau apapun sifatnya, merupakan bagian dan paket dari operasi yang sama," katanya.
Rice mengatakan kepada wartawan setelah bertemu Bush bahwa AS sedang bekerja ke arah gencatan senjata yang "dapat bertahan lama dan berkelanjutan" di Jalur Gaza, namun ia sekarang tidak berencana melakukan lawatan ke Timur Tengah untuk mengupayakan gencatan senjata.
"Kami sedang bekerja ke arah gencatan senjata yang tidak akan membolehkan hidupnya kembali status quo yang membuat HAMAS dapat terus meluncurkan roket ke luar Jalur Gaza," kata Rice.
Belum ada sinyal gencatan senjata pada hari ketujuh serangan udara Israel, yang telah menewaskan sedikitnya 424 warga Palestina dan melukai 2.000 orang lagi. Empat warga Israel tewas oleh roket Palestina.
"Jelas bahwa gencatan senjata tidak akan terjadi secepat mungkin, tapi kita membutuhkan gencatan senjata yang dapat tahan lama dan berkelanjutan," kata Rice.
Ia menyatakan HAMAS telah menolak permintaan Arab untuk memperpanjang gencatan senjata yang berakhir bulan lalu.
Sepertinya akan mudah bagi Rice untuk tetap bekerja melalui telepon ketimbang melakukan lawatan ke kawasan itu sekarang ini, kata Johndroe. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009