Palembang (ANTARA News) - Tim kesebelasan Sriwijaya FC (SFC) batal mengontrak Gerry Setya Adinugraha, mantan pemain Pelita Jaya U-21 menjadi skuad "Laskar Wong Kito" setelah tidak menemukan kesepakatan nilai banderol selama satu musim.
Vice President Technic SFC, Hendri Zainuddin, di Palembang, Minggu, mengatakan, manajemen SFC terpaksa memutuskan negosiasi dengan agen Gerry karena nilai banderol yang ditawarkan melewati batas ketentuan manajemen.

"Kita hanya sanggup mengontrak dengan nilai Rp200 juta per musim, sedangkan agen Gerry menawarkan Rp350 juta. Kami mematok nilai ini karena Gerry merupakan pemain muda bukan berlabel pelatnas," ucap Hendri.

Gerry adalah pemain yang sengaja didatangkan manajemen SFC untuk mengikuti seleksi pemain SFC beberapa waktu lalu.

Pemain ini menjalankan seleksi akhir dengan diturunkan pada partai ujicoba SFC melawan Perlis FA di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, 18 Agustus 2009.

"Pada partai ujicoba kemarin, penampilan Gerry cukup baik dan tidak mengecewakan. Namun, karena tak sepakat dalam hal banderol, mau tak mau kami pun melepas dia," kata anggota DPRD Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan ini.

Sementara, pelatih Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan, mengaku tidak dapat berbuat banyak untuk mengubah keputusan manajemen SFC ini.

"Saya sudah menyarankan kepada manajemen untuk merekrut Gerry, jika perlu dua musim sekaligus karena dia adalah pemain potensial untuk masa depan. Namun, jika manajemen memutuskan tidak bisa merekrutnya maka saya pun tidak dapat berbuat apa-apa. Saya juga menyadari karena hal ini berkaitan dengan kemampuan finansial klub," kata mantan pelatih Persija dan Persipura ini.

Dia pun memuji keputusan manajemen ini.

"Memang ada baiknya analisa manajemen, yang menyarankan kepada saya untuk merekrut striker lokal yang lebih berkualitas sedikit di atas Gerry meskipun harus mengeluarkan dana tambahan, atau jika perlu tidak perlu lagi mencari striker muda yang belum berpengalaman mengingat SFC akan membidik striker asing," ucap pelatih berusia 42 tahun ini.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009