Agam (ANTARA News) - Persawahan rakyat yang diperkirakan seluas 25 hektare (ha) telah hancur akibat banjir bandang yang melanda Kenagarian Koto Kaciak Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Dari pantauan ANTARA, terlihat sawah pertanian yang siap panen hancur akibat banjir bandang yang melanda Kenagarian Koto Kaciak Kecamatan Tanjung Mutiara.

"Puluhan hektare sawah pertanian siap panen milik masyarakat hancur akibat banjir bandang yang melanda Kenagarian Koto kaciak", kata, Syofwan warga Kenagarian Koto Kaciak, di Agam, Minggu.

Menurutnya, tidak hanya sawah milik masyarakat yang hancur, tetapi beberapa buah kolam ikan juga terkena hancur akibat banjir yang terjadi Sabtu (22/8) sore.

Hal ini menimbulkan derita berkepanjangan bagi para petani karena hingga kini puluhan hektare sawah masih terendam banjir bahkan sebagian rusak parah dan mati dipastikan gagal panen (puso) dengan kerugian mencapai ratusan juta rupiah.

Dia mengatakan, kerusakan cukup hebat terjadi karena sebagian besar adalah padi berusia muda dan baru saja ditanam.

"Ketika banjir merendam sebagian besar hanyut terbawa air dan sebagian lainnya adalah mati membusuk karena terendam terlalu lama", katanya.

Hal yang sama juga dikatakan oleh warga Koto Malintang yang berdekatan dengan Kenagarian Koto Kaciak.

Menurut Hasan Basri, salah seorang warga Kota Malintang, sawah milik masyarakat juga hancur akibat banjir bandang, termasuk kolam ikan.

"Kolam ikan yang hancur milik masyarakat yakni, dua buah kolam bibit dan lima buah kolam yang siap panen", katanya.

Tempat terpisah, Wakil Bupati Agam, Ardinal Hasan,di Agam, mengatakan, meskipun banjir merendam puluhan hektare sawah di daerahnya, namun tetap optimis panen padi tahun ini akan tetap surplus karena dari jumlah lahan pertanian terutama sawah tidak terkena di Kabupaten Agam masih ada.

"Dengan demikian panen padi di Kabupaten Agam masih aman," katanya.

Menurutnya, kerugian yang dialami akibat banjir bandang Sabtu (23/8) siang sekitar pukul 17.00 WIB yang melanda rumah dan persawahan milik masyarakat mencapai sekitar Rp5,2 miliar.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009