Jakarta (ANTARA News) - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor manufaktur diperkirakan sulit memenuhi target Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2009, menyusul turunnya harga baja di pasar internasional.
"Sektor manufaktur terpukul karena harga baja yang tetap rendah," kata Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, di Jakarta, Minggu.
Menurut Said, industri manufaktur sangat dipengaruhi kondisi usaha PT Krakatau Steel yang merupakan produsen baja terbesar di tanah air.
"Kalau kinerja produksi Krakatau Steel merosot maka industri manufaktur lainnya akan terimbas. Jadi saya pikir agak berat bagi sektor manufaktur mengejar target RKAP," katanya.
Meski begitu Said tidak merinci berapa besar penurunan sektor manufaktur tersebut.
Ia hanya menjelaskan, hingga semester I 2009 sektor manufaktur masuk dalam jajaran BUMN yang tidak memenuhi target RKAP.
Adapun sektor yang pencapaian laba bersihnya diperkirakan di atas target anyata lain sektor perbankan, perkebunan, pupuk, transportasi, konstruksi.
Menurut data Kementerian BUMN, target laba bersih 2009 sektor baja dan konstruksi baja mencapai Rp568,98 miliar, meningkat dari tahun 2008 sebesar Rp316 miliar.
Laba sektor jasa konstruksi Rp444,8 miliar, sedangkan usaha laba dok dan perkapalan Rp16,46 miliar.
Menurut Said, skala usaha Krakatau Steel sangat besar mempengaruhi sektor manufaktur lainnya seperti jasa konstruksi dan perusahaan galangan kapal seperti PT Pal.
Sedangkan usaha manufaktur lainnya seperti Dok Kodja Bahari, dan PT Industri Gelas (Iglas) saat ini sedang dalam tahap restrukturisasi.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009