Bengkulu (ANTARA News) - Dua pelabuhan samudra di Provinsi Bengkulu berpotensi menjadi pusat kegiatan ekspor-impor karena lokasinya sangat strategis.
"Kita memiliki dua pelabuhan samudra, yakni Pulau Baai dan Linau, keduanya berpotensi menjadi pusat kegiatan ekspor-impor karena letaknya mudah dijangkau dari berbagai daerah di Sumatra," kata Gubernur Bengkulu Agusrin M Najamuddin di Bengkulu, Sabtu.
Pulau Baai terletak di Kota Bengkulu, kini sedang dalam penataan oleh PT Pathaway International satu paket dengan pembangunan rel kereta api dari Kota Padang ke pelabuhan itu sepanjang 130 Km.
Perusahaan penanaman modal asing itu mengivestasikan senilai Rp21 triliun untuk penataan pelabuhan Pulau Baai dan pembangunan rel kereta api tersebut.
Dari total investasi itu, senilai Rp5 triliun untuk pengembangan dan penambahan fasilitas pelabuhan, termasuk perbaikan tanggul pemecah gelombang dan Rp16 triliun sisanya untuk pembangunan rel KA.
Sedangkan penataan Linau dan pembangunan rel kereta api dari Tanjung Enim Provinsi Sumatra Selatan ke pelabuhan yang terletak di Kabupaten Kaur Bengkulu itu dilakukan oleh PT Internasional Rajawali Nusantara (IRN).
"Kegiatan penataan dua pelabuhan dan pembangunan rel itu kini sedang berjalan," katanya.
PT Pathaway International kini sedang melakukan pengerukan alur pelabuhan yang merupakan bagian dari penataan Pulau Baai.
Sementara PT IRN saat ini sedang melaksanakan proses Detail Engering Design (DED) berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, karena pembangunan rel tersebut lintas provinsi.
Ia optimistis dengan pembangunan rel dan pelabuhan itu akan bisa mendorong percepatan pembangunan Bengkulu, sekaligus membuka keterisolasian daerah itu.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009