Buenos Aires (ANTARA News) - Argentina pada hari Jumat menyatakan kemarahannya karena seorang tersangka teroris ditunjuk sebagai calon Menteri Pertahanan Iran. Pria tersebut adalah buronan yang dicari sehubungan pemboman di Buenos Aires 1994 yang menewaskan 85 orang.
Langkah Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menunjuk Ahmad Vahidi adalah " penghinaan bagi keadilan di Argentina dan para korban serangan teroris" terhadap pusat komunitas Yahudi, kata pernyataan Departemen Luar Negeri Argentina.
Berita penunjukan tersebut diterima `dengan sangat prihatin dan layak mendapatkan banyak kecaman dari pemerintah Argentina," kata Deplu Argentina.
Pada tahun 2007, Interpol mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Vahidi, mantan ketua Al Quds, satuan elit Pengawal Revolusi Iran.
Pada 9 Juli, peristiwa pemboman 1994 terhadap gedung berlantai tujuh Perhimpunan Yahudi di Buenos Aires itu menewaskan 85 orang dan mencederai 300 lainnya.
Tak ada seorang pun yang pernah dihukum atas kasus pemboman itu.
Kejadian itu merupakan serangan teroris terburuk di Argentina, yang mempunyai komunitas Yahudi terbesar di Amerika di luar Amerika Serikat, dan serangan terbesar kedua anti-Yahudi di Buenos Aires pada dasawarsa itu.
Pada 1992, kedutaan Israel di Buenos Aires juga dihantam bom yang menewaskan 22 orang dan melukai 200 lainnya.
Di Washington, para pejabat AS mereaksi penunjukan itu dengan keprihatinan.
"Jika laporan ini benar dan kalau orang ini yang dikonfirmasikan sebagai menteri kabinet, dan yang dicari oleh Interpol atas keterlibatannya dalam aksi teroris, maka hal ini jelas mencemaskan," kata juru bicara Deplu AS Ian Kelly.
Kecaman Argentina menimbulkan keraguan baru atas pemilihan kabinet Ahmadinejad, yang menghadapi tentangan keras dari para anggota parlemen.
Namun Teheran mengesampingkan kecaman itu sebagai bagian dari `komplotan Zionist.`
"Kapan mereka tidak melakukan itu di waktu lampau?," tanya penasehat pers Ahmadinejad, Ali Akbar Javanfekr, merujuk pada komplain Argentina.
"Vahidi adalah wakil menteri pertahanan dan ini adalah posisi yang sangat senior," katanya kepada AFP.
"Karena itu, tampaknya ini adalah trik baru yang dirancang dan berdasarkan muslihat Zionis".
Di antara warga Iran lain yang juga dicari Interpol karena bantuannya kepada kasus Buenos Aires adalah mantan kepala intelijen Iran, Ali Fallahian, dan mantan kepala Pengawal Revolusi, Mohsen Rezaei, di samping tiga diplomat Iran.
Para jaksa Argentina menuduh Iran dalang pemboman di Buenos Aires dan mempercayakan kelompok garis keras Libanon, Hizbullah untuk pelaksanaanya.
Pada November 2006, jaksa-jaksa Argentina mengeluarkan surat perintah penahanan terhadap tujuh warga Iran, termasuk mantan presiden Akbar Hashemi Rafsanjani dan mantan menteri luar negeri Ali Akbar Velayati.
Tetapi komite eksekutif Interpol menarik surat perintah penahanan terhadap Rafsanjani, Velayati dan warga Iran lainnya.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009
Ini masalahnya.
Duit di tampung bak Gunung merapi ,di depan mata Rakyat kecil menangis mati kurang makan dan kurang gizi.
Apa nanti kalau koit barang jarahan itu mau ikut di kubur buat foya2 di neraka dengan puluhan Virgin..?
Coba kita lihat Harta yg dibawa mati mantan Presiden Soeharto itu apa..?
Cuma kain Mori (kafan) ama Kapas bukan...? Mobil mewahnya ikut dikubur nggak?
Karena apa ente tahu..?
Karena orang2 kapeer itu berhati JUJUR.
Nggak kayak orang2 Hoax.
Nggak heran,di indonesia saja maling koruptor
ustadz,kyai semuanya bebas duduk di parlemen,asalkan jangan orang kapeer.