WHO pada hari Jumat di New York mengeluarkan arahan-arahan baru menyangkut penggunaan obat-obatan dalam penanganan pandemi virus H1N1.
Menurut Badan Kesehatan Dunia itu, sebagian besar pasien yang terkena virus H1N1 terus menunjukkan tanda-tanda khas flu tersebut dan benar-benar sembuh dalam waktu satu minggu tanpa pengobatan dalam bentuk apa pun.
Petunjuk-petunjuk baru --yang dihasilkan secara konsensus oleh sebuah kelompok pakar dunia -- menyebutkan bahwa pasien yang sehat dan tidak memiliki komplikasi penyakit tidak perlu diberi obat antivirus.
Petunjuk baru itu menekankan pada penggunaan obat-obatan seperti oseltamivir dan zanamivir yang peka terhadap virus H1N1 untuk menghindari penyakit menjadi parah dan mematikan serta mengurangi keharusan pasien dirawat di rumah sakit.
Jika digunakan sesuai aturan pakai, oseltamivir diketahui dapat menahan risiko terjadinya radang paru-paru, yang merupakan penyebab utama kematian, baik terhadap flu pandemi maupun flu musiman.
WHO menyarankan agar mereka yang kondisinya makin parah diberikan pengobatan sesegera mungkin dengan oseltamivir.
Jika oseltamivir tidak tersedia, maka pasien ditu apat diberi zanamivir.
Perempuan hamil merupakan salah satu kalangan yang dianggap memiliki risiko makin tinggi dan untuk itu, WHO menyarankan agar mereka diberi pengobatan antivirus segera setelah mereka menunjukkan tanda-tanda terserang virus tersebut.
Menurut WHO, anak-anak berumur di atas lima tahun juga tidak memerlukan pengobatan anti-virus, kecuali kalau kondisi mereka memburuk.
WHO mengingatkan agar siapa pun yang dipastikan atau ditengarai terkena H1N1 menunjukkan tanda-tanda tertentu --termasuk sulit bernafas, nyeri dada dan panas tinggi yang berlangsung lebih dari tiga hari-- untuk segera memeriksakan diri.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009