Jakarta (ANTARA) - Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan masyarakat dapat memanfaatkan fenomena matahari di atas Ka'bah untuk memperbaiki arah kiblat shalat.
"Waktu pengukuran tidak harus pada satu hari itu saja, tetapi bisa 26-30 Mei 2020. Waktu pengukuran bisa pada pukul 16.13-16.23 WIB," ujar Thomas kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Matahari tepat di atas Ka'bah 27-28 Mei saatnya perbaiki arah kiblat
Baca juga: Kongres Umat Islam Indonesia ditujukan untuk teguhkan kiblat bangsa
Thomas menuturkan dua kali dalam setahun, saat matahari berada di atas Ka'bah dimana posisi matahari sama dengan lintang Mekkah, yaitu pada tanggal 28 Mei dan 16 Juli, khusus untuk tahun kabisat terjadi pada tanggal 27 Mei dan 15 Juli.
Pada tanggal itu saat tengah hari di Mekkah, matahari tepat di atas Ka'bah. Pada saat itulah, seluruh dunia yang melihat matahari, berarti sedang melihat ke arah Ka'bah atau arah kiblat.
Seluruh bayangan benda yang tegak lurus permukaan bumi akan menghadap ke arah kiblat. "Jadi, garis bayangan benda tegak saat itu bisa jadi panduan arah kiblat," ujar Thomas.
Baca juga: Lapan: Sempurnakan arah kiblat dengan fenomena matahari di atas Kabah
Pada 2020, saat tengah hari di Mekkah pada 27 Mei adalah pukul 12.18 waktu setempat atau pukul 16.18 WIB.
Saat tengah hari di Mekkah juga terjadi pada 15 Juli 2020 pukul 12.27 waktu sempat atau pukul 16.27 WIB. Saat itu bayangan matahari bisa dijadikan alat ukur yang akurat untuk memeriksa arah kiblat masjid atau mushalla yang belum diukur dengan baik.
Baca juga: Matahari tepat di atas Ka'bah 27-28 Mei saatnya perbaiki arah kiblat
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020