Restrukturisasi kredit tersebut berasal dari sekitar 72 ribu debitur atau 10 persen dari total debitur di seluruh segmen.Jakarta (ANTARA) - PT Bank Central Asia Tbk sedang melakukan restrukturisasi kredit sekitar Rp65 triliun sampai Rp82,6 triliun atau setara dengan 10 persen sampai 14 persen dari keseluruhan portofolio kredit hingga pertengahan Mei 2020.
Restrukturisasi kredit tersebut berasal dari sekitar 72 ribu debitur atau 10 persen dari total debitur di seluruh segmen.
“BCA melakukan upaya strategis bagi debitur yang terdampak pandemi,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja di Jakarta, Rabu.
Baca juga: BCA bukukan laba bersih Rp6,6 triliun pada triwulan I 2020
Jahja mengatakan hal itu merupakan upaya yang sejalan dengan inisiatif pemerintah dalam mendukung kelanjutan usaha pelaku bisnis dan perekonomian nasional di tengah pandemi COVID-19.
Ia menyebutkan pihaknya memperkirakan terjadi peningkatan jumlah restrukturisasi kredit pada beberapa bulan ke depan hingga mencapai sekitar 20 persen sampai 30 persen dari total kredit yang berasal dari 250 ribu sampai 300 ribu debitur.
Baca juga: BNI telah restrukturisasi kredit Rp69 triliun akibat pandemi
Jahja menjelaskan BCA telah memiliki base nasabah baik namun pihaknya akan mendahulukan pemberian restrukturisasi kredit kepada nasabah lama.
"Posisi kami sebagai bank sediakan payung saat panas dan hujan jika membutuhkan. Itu untuk nasabah yang kita kenal dan bergandengan tangan bersama dan kita sudah tahu mereka,” katanya.
Sementara itu, Jahja mengatakan total jumlah nasabah yang meminta restrukturisasi kredit mencapai 250 ribu dan pihaknya baru menyelesaikan 70 ribu sampai 80 ribu dengan mayoritas merupakan nasabah lama.
“Kami sibuk restrukturisasi jumlahnya saja 250 ribu tapi sekarang baru 70 ribu sampai 80 ribu. Di luar itu less priority kami prioritaskan yang sekata sama kami,” ujarnya.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020