Ternate (ANTARA News) - Ratusan guru dari sejumlah Kecamatan di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara (Malut), mengamuk di kantor Dinas Pendidikan Halsel, Jumat, karena gaji mereka untuk Juli dan Agustus 2009 belum dibayar.
"Besok sudah memasuki Ramadhan, tapi mengapa gaji kami untuk Juli dan Agustus belum juga dibayar," kata salah seorang guru dari Kecamatan Obi Kepulauan Rosita, di kantor Dinas Pendidikan Halsel.
Para guru yang semuanya sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) tersebut datang ke Labuha, ibukota Kabupaten Halsel untuk menuntut gaji mereka di Dinas Pendidikan Halsel sejak seminggu terakhir.
Rosita mengatakan, ia dan rekan-rekannya datang ke Labuha dengan mengeluarkan biaya transpor cukup besar dengan harapan gaji bulan Juli dan Agustus bisa diterima, tapi ternyata Dinas Pendidikan sampai hari ini belum mencairkan gaji itu tanpa alasan yang jelas.
"Kami tadi mengamuk dan nyaris menyandera Kepala Dinas Pendidikan Halsel Hamid Manilet, beruntung dia diselamatkan oleh sejumlah staf di Dinas Pendidikan Halsel," ujar Rosita.
Mereka akan terus bertahan di Labuha sampai gaji Juli dan Agustus dicairkan, karena untuk pulang ke tempat tugas sudah tidak memiliki biaya lagi.
Sementara itu, Kadis Pendidikan Halsel Hamid Manilet ketika dihubungi mengakui bahwa gaji ratusan guru di sejumlah kecamatan di Halsel untuk Juli dan Agustus 2009 belum dibayar, karena adanya masalah teknis dalam pembayaran gaji para guru pada bulan sebelumnya.
Namun, pihaknya akan mengupayakan untuk segera mencairkan gaji para guru tersebut paling lambat pekan depan, karena mereka itu adalah PNS yang gajinya sudah dialokasikan dari pusat.
Menyinggung honor ratusan guru PTT (Pegawai Tidak Tetap) di Halsel yang juga belum dibayar Dinas Pendidikan Halsel sejak delapan bulan terakhir, ia mengatakan, honor mereka sebenarnya sudah disalurkan melalui bendahara kecamatan.
Keterlambatan itu karena bendahara kecamatan yang belum meneruskannya kepada para guru PTT tersebut. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009
kasihan para guru tesebut. SEharusnya kasus seperti ini mendapat perhatian khusus dari dept pendidikan. Tindak oknum yang melakukan penyimpangan.
Jangan karena alasan teknis saja hajat hidup orang banyak dikorbanka.
deknya regulasi ini. Sampai membuat guru2
emosional karena terlambat. Saya kira ada pejabat yang membelot. Jangan2 gaji guru2 ini
uangnya nantinya akan di sunat.