"Islam itu penuh kedamaian maka perang melawan teroris jangan dikaitkan dengan Islam," katanya pada tablig akbar di Masjid Jami` Baitussalam di Dusun Beji, Desa Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, Jumat.
Masjid Jami` Baitussalam berjarak sekitar 200 meter dari rumah Muhdjahri.
Muhdjahri yang anggota Muhammadiyah ini sempat diamankan polisi karena rumahnya dijadikan tempat persembunyian Ibrohim, teroris yang dilumpuhkan Densus 88 Antiteror melalui penggerebekan selama 17 jam pada 7 dan 8 Agustus lalu.
Ia mengatakan, umat Islam harus membuktikan bahwa Islam penuh kedamaian, begitu juga umat Islam di Dusun Beji, Kedu ini.
Menurut dia, Muhammadiyah dan umat Islam pada umumnya mendukung perang terhadap teroris, tetapi terorisme jangan dikaitkan dengan agama Islam.
Terkait bom bunuh diri yang dilakukan para teroris, dia menyatakan hal itu bukan merupakan tindakan jihad.
"Mati sahid dengan cara bom bunuh diri adalah haram, tidak dibenarkan," katanya.
Ia mengatakan, jihad merupakan ajaran mulia dalam Islam, bukan mudah menghilangkan nyawa diri sendiri atau orang lain.
Pada tablig akbar yang dihadiri ratusan umat Islam baik dari Beji, Kedu, dan sekitarnya itu, Din menyatakan berterima kasih kepada pihak kepolisian yang telah membebaskan Muhdjahri karena tidak terbukti bersalah ikut dalam jaringan teroris.
"Kami juga berterima kasih bahwa selama di Mabes Polri Muhdjahri mendapat pelayanan dengan baik bahkan waktu berangkat dan pulang dengan pesawat terbang," katanya.
Ia berharap kepada masyarakat agar menerima kembali Muhdjahri yang selama ini merupakan tokoh masyakat di Beji karena tidak terbukti bersalah.
Usai menjadi pembicara pada tablig akbar yang juga dihadiri Bupati Temanggung, Hasyim Afandi tersebut, Din menyempatkan diri untuk melihat rumah Muhdjahri yang porak poranda dan ditutup dengan seng serta diberi garis polisi.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009