Sydney, (ANTARA News) - Australia Jumat mencatat kelompok garis keras Shebab, Somalia, sebagai organisasi teroris setelah lima orang yang diduga terlibat kelompok itu dituduh merancang serangan bunuh diri di barak-barak militer Sydney.

Menteri Luar Negeri Stephen Smith mengeluarkan maklumat khusus di penerbitan resmi, bahwa kepolisian Australia mengatakan kelompok tersebut terlibat dalam rencana serangan yang terungkap pada awal bulan ini, demikian dikutip dari AFP.

Operasi antiteror terpadu Australia yang melibatkan sekitar 400 petugas kepolisian dan Organisasi Intelijen Keamanan Autralia (ASIO), belum lama berhasil menggagalkan apa yang diklaim polisi sebagai persiapan sekelompok teroris menyerang asrama militer di negara bagian Victoria.

Ratusan petugas keamanan menggeledah 19 rumah warga di kawasan Glenroy, Meadow Heights, Roxburgh Park, Broadmeadows, Westmeadows, Preston, Epping (Melbourne utara), daerah Carlton, dan Colac (Victoria baratdaya) yang dicurigai terlibat dalam rencana penyerangan tersebut.

Berbagai media Australia mengutip penjelasan polisi menyebutkan, setidaknya empat orang tersangka yang semuanya merupakan warga negara Australia ditangkap.

Mereka adalah seorang pria berusia 26 tahun asal Carlton, pria berusia 25 tahun asal Preston, pria berusia 25 tahun asal Glenroy dan pria berusia 22 tahun asal Meadow Heights.

Harian "The Australian" menyebut para anggota kelompok yang menjadi sasaran operasi investigasi antiteror ini dituduh terinspirasi oleh Gerakan "Al-Shabaab" yang berbasis di Somalia.

Dalam konferensi pers yang disiarkan langsung Stasiun TV "Channel Seven" Selasa pagi, Kepala Polisi negara bagian Victoria Komisioner Simon Overland menegaskan, mayoritas umat Islam di Australia adalah warga yang baik dan terintegrasi dengan komunitas Australia.

"Mereka bukan teroris," katanya.

Ia juga menekankan bahwa Victoria dalam kondisi aman dengan tingkat kewaspadaan keamanan "sedang".

Menanggapi operasi antiteror di Victoria itu, Perdana Menteri Kevin Rudd menegaskan upaya serangan teroris terhadap barak militer tersebut tidak ada hubungannya dengan insiden bom bunuh diri di dua hotel mewah di kawasan Mega Kuningan Jakarta 17 Juli lalu.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009