Hanya saja, ujarnya kepada pers di ruang wartawan DPR Jakarta, Jumat, hal yang menentukan sukses tidaknya pencalonan itu adalah seberapa besar peluang dan tingkat dukungan terhadap kandidat tersebut dari para pemilik suara, yakni DPD-DPD Golkar.
"Selain itu juga seberapa besar intensitas keterlibatan atau keaktifan calon tersebut di partai. Semakin intens, maka peluang terpilih juga semakin besar," ujar Agung mengomentari pengajuan diri Hutomo Mandala Putra atau Tomy Soeharto dalam bursa calon ketua umum Partai Golkar.
Karenanya, menurut dia, untuk pencalonan diri Tomy itu sebaiknya tidak dilakukan pada saat ini melainkan pada waktu-waktu mendatang saja.
"Banyak suara yang mengimbau agar Tomy sebaiknya menahan diri dulu sambil masuk dalam kepengurusan partai pada masa-masa mendatang. Apalagi ia masih muda dan masih panjang perjalanannya ke depan," ujar Agung yang juga Ketua DPR itu.
Kendati demikian, Agung juga mengatakan bahwa tampilnya Tomy tersebut semakin membuktikan bahwa Golkar mempunyai stok kader-kader yang cukup banyak untuk ditampilkan di pentas-pentas nasional.
Lebih lanjut Agung mengatakan bahwa dalam forum Munas yang diantaranya beragendakan pemilihan ketua umum partai, masalah uang bukan faktor penentu terpilihnya seorang kandidat.
"Kami meyakini bahwa pertimbangan DPD-DPD sebelum memilih calon ketua umum itu sangat matang dan tidak sekedar uang sebagai patokan," ujarnya.
Agung mengakui bahwa untuk membangun infrastruktur partai membutuhkan dana besar dan karenanya kepemimpinan baru Golkar dituntut untuk piawai mengelola pengumpulan dana bagi partai.
Mengenai dukungannya terhadap Aburizal Bakrie, Agung menegaskan bahwa dirinya mempunyai keyakinan yang kuat bahwa sosok Ical lebih mampu dalam memimpin Golkar dibandingkan kandidat lainnya. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009