Permintaan investasi akan terus menguat karena stimulus Federal Reserve AS akan tetap di tempatnya untuk waktu yang cukup substantif

Chicago (ANTARA) - Harga emas jatuh lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) ketika semakin banyak negara-negara utama melonggarkan penguncian Virus Corona, yang memicu harapan untuk pemulihan ekonomi dan memperkuat selera terhadap aset-aset berisiko.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, turun tajam 29,9 dolar AS atau 1,72 persen, menjadi ditutup pada 1.705,60 dolar AS per ounce.

Harga emas berjangka turun 8,20 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.726,40 dolar AS per ounce pada Senin (25/5/2020), setelah menikmati kenaikan 13,6 dolar AS atau 0,79 persen menjadi 1.735,50 dolar AS pada Jumat (22/5/2020).

"Ada sentimen pengambilan risiko di pasar, mendorong pembalikan arus safe-haven (emas)," kata Ahli Strategi Komoditas TD Securities Daniel Ghali.

Indeks ekuitas naik di seluruh dunia pada Selasa (26/5/2020), termasuk Dow Jones Industrial Average, Indeks Nikkei Jepang, Indeks Komposit Shanghai , dan hampir semua indeks Eropa.

Baca juga: Bursa saham Inggris "rebound", Indeks FTSE 100 naik 1,24 persen

Pasar saham melonjak karena investor semakin optimis tentang dimulainya kembali perekonomian dan vaksin Virus Corona potensial.

Harapan untuk vaksin COVID-19 juga memicu sentimen risiko para investor. Perusahaan bioteknologi yang berbasis di AS Novavax mengumumkan pada Senin (25/5/2020) bahwa mereka telah memulai uji coba manusia dengan hasil yang diharapkan datang pada Juli.

Spanyol meminta wisatawan asing untuk kembali mulai Juli, sementara Inggris akan membuka kembali ribuan pusat perbelanjaan bulan depan. Negara-negara bagian AS juga secara bertahap mengurangi pembatasan.

"Terobosan di bawah 1.700 dolar AS dapat membuka pintu menuju 1.680 dolar AS (untuk emas)," kata Analis FXTM Lukman Otunuga.

Emas selanjutnya mendapat tekanan karena sebuah laporan yang dirilis oleh The Conference Board pada Selasa (26/5/2020) menunjukkan kepercayaan konsumen AS naik sedikit ke 86,6 pada Mei.

Baca juga: Saham Prancis berakhir menguat, Indeks CAC 40 melambung 1,46 persen

"Namun demikian, sisi negatif cenderung ditopang oleh kesengsaraan perdagangan, data ekonomi mengecewakan dan kekhawatiran pertumbuhan," tambah Lukman Otunuga.

Sementara itu Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan Presiden Donald Trump begitu "jengkel" dengan Beijing mengenai Virus Corona baru dan masalah-masalah lain sehingga kesepakatan perdagangan tidak sepenting seperti dulu.

Emas, penyimpan nilai yang aman selama ketidakpastian politik dan keuangan, naik ke level tertinggi sejak Oktober 2012 pada pekan lalu, didorong oleh stimulus moneter dan fiskal, kekhawatiran resesi dan ketegangan AS-China.

"Permintaan investasi akan terus menguat karena stimulus Federal Reserve AS akan tetap di tempatnya untuk waktu yang cukup substantif," tambah Ghali dari TD Securities.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 9,8 sen atau 0,55 persen, menjadi ditutup pada 17,595 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 13 dolar AS atau 1,47 persen, menjadi menetap pada 873,3 dolar AS per ounce.

Baca juga: Saham Jerman ditutup melambung, Indeks DAX 30 naik 1,00 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020