Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup Dana Kartakusuma mengatakan hal itu dalam diskusi mengenai pengelolaan air di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di Senayan Jakarta, Kamis.
Dalam diskusi yang diselenggarakan anggota DPD Marwan Batubara yang juga Koordinator Komite Penyelamat Kekayaan Negara (KPK-N), Dana mengkhawatirkan kelangkaan air akan terjadi di sebagian besar wilayah Pulau Jawa pada tahun 2025.
Dia mengemukakan, kelangkaan sumber air mulai terjadi di beberapa wilayah di Pulau Jawa. Hal itu menunjukkan bahwa program penghijauan perlu mendapat perhatian lebih serius karena tanpa keseriusan, kelangkaan sumber air akan makin luas.
Potensi kelangkaan sumber air permukaan di Pulau Jawa, misalnya, sudah dapat diindikasikan dengan keringnya tujuh DAS di Jawa Tengah saat musim kemarau ini. Kelangkaan dikhawatirkan meluas akibat adanya pengelolaan sumber air tanah tanpa pengawasan lebih ketat untuk keperluan industri.
Dia mengungkapkan, menyusutnya potensi sumber air tanah juga terjadi di Jakarta. Akibat menipisnya pasokan air tanah dari daerah Jawa Barat, air sumur di sebagian wilayah Jakarta sudah berasa payau akibat adanya intrusi air laut.
"Beberapa tahun lalu, air di daerah Kota (Jakarta) yang payau, sekarang diperkirakan sudah sampai Monas," katanya.
Pengelolaan air tanah yang tidak terkendali telah menyebabkan turunnya permukaan tanah. Hal itu terjadi di sekitar Sarinah Jakarta.
Dia mengemukakan, di beberapa daerah di Pulau Jawa, antara lain di Gunung Kidul, diperkirakan terdapat sungai di dalam bumi. Tetapi sungai-sungai dan sumber mata air itu kemudian dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan industri.
"Kalau sumber-sumber air itu tidak mampu kita kelola secara baik, krisis air dikhawatirkan terjadi pada 2025," katanya.
Selain akibat adanya pemanfaatan oleh masyarakat dan eksploitasi sumber daya air untuk kepentingan industri, kelangkaan air di Pulau Jawa juga dipacu cuaca. "Adanya gejala El Nino ikut mempengaruhi ketersediaan air di Pulau Jawa," katanya.
Dia mengemukakan, program penghijauan sangat mendesak untuk ditingkatkan. Penataan ruang secara ketat dan konsisten juga akan mendukung ketersediaan sumber air pada masa mendatang. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009