Palangkaraya (ANTARA News) - Sebanyak 11 jenazah korban kecelakaan tunggal truk terbalik di Kabupaten Kotawaringin Timur dipulangkan ke daerah asalnya di luar Kalimantan melalui Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya, Kamis.

Sebelas jenazah itu dipulangkan dengan menumpang pesawat Batavia Air dan Sriwjaya Air dengan tujuan transit ke Jakarta dan Surabaya, sebelum dilanjutkan dengan penerbangan lain ke daerah asalnya.

"Semua biaya hingga pemakaman ditanggung perusahaan," kata staf Humas PT Maju Aneka Sawit, Adipurba, yang bertugas mendampingi proses pemulangan jenazah hingga ke rumah duka.

Dari 11 jenazah itu, sebanyak tujuh jenazah akan diterbangkan ke Flores, Nusa Tenggara Timur, tiga jenazah ke Bima, Nusa Tenggara Barat, dan satu jenazah ke Medan, Sumatra Utara.

Pemberangkatan jenazah di bandara Tjilik Riwut turut dihadiri sejumlah orang perwakilan dari Kerukunan Warga NTT dan NTB sebegai bentuk solidaritas persaudaraan satu daerah.

Adipurba mengatakan, pihaknya belum mengetahui adanya pemberian santunan dan pesangon kepada keluarga korban karena hanya ditugasi untuk mengurus pemulangan jenazah dari daerah asal.

Di luar 11 jenazah yang dipulangkan ke luar Kalimantan, sebanyak 14 jenazah lain dari 25 korban tewas dalam truk terbalik itu juga sudah dipulangkan menggunakan jalur darat ke sejumlah daerah di Kalteng dan Kalsel.

Kecelakaan tunggal itu dialami "dump truck" Hino warna hijau bernomor polisi KH 9333 FA.

Mobil itu mengangkut 54 penumpang di sekitar basecamp divisi G blok R 66/67 estate Tanah Mas milik PT Maju Aneka Sawit, di Desa Tanah Putih, Kecamatan Telawang, Kotaringin Timur.

Truk tersebut miring dan terbalik ke parit setelah sopir mencoba menghindari tumpukan pasir di badan jalan, hingga mengakibatkan 25 penumpang tewas dan 10 lainnya luka-luka.

Seluruh penumpang truk naas itu merupakan buruh dan keluarga buruh PT MAS.

Banyaknya korban tewas disebabkan sebagian besar penumpang kesulitan ke luar dari bak truk yang terbalik hingga akhirnya terendam ke dalam parit berlumpur selebar tiga meter dalam waktu cukup lama. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009