"Penawaran obligasi AS itu mendapat respon pasar, sehingga menekan nilai tukar rupiah di pasar domestik sejak tiga hari melemah hingga di atas Rp10.000 per dolar, " kata pengamat pasar uang Edwin Sinaga di Jakarta, Kamis.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar menjadi Rp10.100-Rp10.125 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.080-Rp10.100 atau turun 30 poin.
Menurut Edwin Sinaga, pasar uang saat ini masih negatif terhadap rupiah, meski faktor fundamental ekonomi makro Indonesia cukup baik.
"Kami memperkirakan rupiah akan kembali melemah, karena tekanan pasar masih tetap tinggi," ucapnya.
Rupiah, lanjut dia seharusnya bisa menguat, kalau melihat bursa regional yang membaik, akibat menguat indeks bursa Wall Street dan menguat harga saham di bursa Indonesia.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009