Tidak menyinggung soal tudingan pelanggaran yang disampaikan Ditjen PAS, Deddy mengaskan bahwa isi video wawancara dengan Siti Fadilah tidak mengandung unsur hoaks dan provokatif. Dia mengatakan video itu murni untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait pandemi virus corona.
"Di beberapa media yang tersebar banyak sekali berita tidak benar yang mengatakan saya menyamar menggunakan masker, saya pun ketawa saat dibilang menggunakan masker, menyamar, ya itulah media, tidak apa-apa," kata dia.
Deddy kembali menegaskan dia tidak memihak kepada siapapun.
Dia meminta agar hal itu tidak lagi menjadi polemik berkepanjangan mengingat dirinya benar-benar tidak ada maksud apapun dalam pembuatan video wawancara dengan Siti Fadilah.
"Jadi saya minta tolong, sudahlah kasihan ibu Siti Fadilah, beliau berusia 70 tahun lebih di luar benar atau tidaknya beliau seorang koruptor itu bukan urusan saya," ujarnya.
"Saya tidak tahu tapi yang saya tahu, berita yang menyelamatkan Indonesia, mengehentikan pandemi bahkan di dunia ketika Sars terjadi adalah berita dan fakta yang sudah tersebar. Informasi yang beliau miliki di dalam otaknya, berguna untuk pemerintah kita, bangsa, masyarakat yang harus disampaikan," kata dia.
Wawancara Deddy dengan SIti Fadilah diunggah pada Kamis (21/5) dan sudah ditonton hampir 4 juta pemirsa YouTube.
Video berjudul "Siti Fadilah, sebuah konspirasi-saya dikorbankan" yang berdurasi 25 menit 47 detik itu mengungkap penjelasan Siti Fadilah tentang konspirasi vaksin untuk wabah virus corona.
Siti Fadilah sebelumnya divonis 4 tahun penjara oleh majelis hakim pada Pengadilan Tipikor Jakarta karena terbukti menyalahgunakan wewenang dalam kegiatan pengadaan alat kesehatan (alkes) guna mengantisipasi kejadian luar biasa (KLB) tahun 2005, pada Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan (PPMK) Departemen Kesehatan.
Siti Fadilah dirujuk ke RSPAD oleh dokter di Rutan Pondok Bambu karena penyakit asma.
Baca juga: Resep bugar Deddy Corbuzier, jalani puasa hingga angkat beban
Baca juga: Benarkah Deddy Corbuzier mendapatkan serangan fisik?
Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020