Medan (ANTARA News) - Para sastrawan dan budayawan Sumut menggelar kegiatan pembacaan puisi tertajuk "Ziarah Kita Kubur Rendra" dalam rangka mengenang wafatnya budayawan dan penyair besar Indonesia WS Rendra pada usia ke-74, di Taman Budaya Sumatera Utara (Sumut), Rabu malam (19/8).

Sastrawan Sumut, Idris Pasaribu kepada wartawan mengatakan, kegiatan ziarah tersebut merupakan momen untuk mengenang sang maestro yang selama ini banyak meneriakkan ketidakadilan pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan.

Dengan keberanian tersebut, maka perlu untuk mengenang kematian penyair yang menulis puisi "Pesan Pencopet Kepada Pacarnya" tersebut.

"Beliau merupakan penyair sejati dan sangat kritis, sehingga perlu kita kenang,"ujarnya.

Acara "ziarah" tersebut dihiasi dengan pembacaan puisi-puisi karya Rendra seperti remco, surat cinta dan aku tulis pamflet ini.

Selain itu, prasetia bengkel teater WS Rendra juga turut dibacakan di tengah-tengah acara tersebut.

Menurut Idris, Rendra merupakan seniman sejati yang besar melalui karya sastranya, sehingga sepeninggalnya diharapkan semakin banyak lahir rendra lainnya yang lebih besar.

Sastrawan lainnya, YS.Rat mengenang, ia beserta sastrawan lainnya pernah "menculik" Rendra dari Hotel Tiara Medan saat usai tampil di Medan dan membawanya ke Gedung Taman Budaya Sumut untuk membaca puisi.

"Membaca sajak-sajak Rendra seperti membaca sejarah," ujar Sihar Lubis, sastrawan yang mengaku cukup dekat dengan Rendra.

Menurut dia, syair-syair puisi Rendra selalu menggambarkan kondisi sosial dan pemerintahan yang ada sejak tahun 1950-an hingga 2000-an, sehingga terkadang syairnya lembut dan lantang pada saat yang berbeda pula.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009