Yerusalem (ANTARA News/AFP) - Israel akan menghidupkan lagi rencana 2008 untuk ratusan rumah di wilayah dudukan Yerusalem timur, kata koran pada Rabu, sehari sesudah perdana menterinya menyetujui pembatasan pembangunan permukiman dalam isyarat baik ke Washington.

Pembangunan 450 rumah di permukiman Pisgat Zeev itu bisa dimulai dalam enam bulan sesudah yang berwenang mengubah keputusan menolak usaha untuk kegiatan tersebut, karena ketidakcocokan harga, kata "TheMarker".

Saat ini, sesudah Badan Pertanahan Israel menyetujui banding perusahaan penjawab lelang 2008 itu, diperlukan sekitar enam bulan bagi perusahaan untuk mendapatkan izin pembangunan, kata "TheMarker", lampiran koran "Haaretz".

Jurubicara kementerian perumahan tidak memberi tanggapan.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Ehud Barak dan Menteri Perumahan Ariel Atias pada Selasa sepakat tak ada lelang baru untuk pembangunan permukiman di Tepi Barat sampai awal 2010.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyambut keputusan itu sebagai langkah ke arah benar, walaupun pejabat Israel menekankan bahwa persetujuan itu tidak sama dengan keputusan resmi pemerintah.

Rakyat Palestina dan pengecam lain menolaknya dan menyatakannya tak penting, dengan menjelaskan bahwa pembangunan permukiman diteruskan di wilayah dudukan Palestina.

Pemerintah Obama mendesakkan pembekuan pembangunan permukiman sebagai langkah penting menuju penghidupan kembali perundingan perdamaian Timur Tengah, yang mandek.

Netanyahu menolak desakan Obama bagi pembekuan mutlak dan jalan buntu itu menimbulkan perpecahan paling gawat dalam hubungan Amerika Serikat-Israel dalam satu dasawarsa belakangan.

Presiden Palestina Mahmud Abbas menyatakan tidak akan memulai kembali perundingan perdamaian dengan Israel sampai negara itu menghentikan penambahan rumah di permukimannya.

Walaupun Netanyahu tampak berusaha menenangkan Washington, kelompok "Damai Sekarang", yang menentang permukiman Israel, menyatakan pembangunan terus dilakukan untuk 1.100 rumah.

Kemunculan pemerintah berhaluan keras Israel dan pertikaian di kalangan Palestina menghambat usaha itu.

Negara Arab meletakkan tanggung jawab menghidupkan kembali alur perdamaian itu pada Israel, sementara Israel menyatakan Palestina dan negara Arab harus lebih dulu memajukan alur perdamaian tersebut.

Netanyahu pada pekan pertama Agustus berjanji tidak akan mengusir Yahudi pemukim dari wilayah Palestina, yang diduduki, seperti yang dilakukan di Jalur Gaza pada 2005.

"Penarikan pemukim dari Jalur Gaza tidak pernah membawa perdamaian atau keamanan bagi kita. Wilayah itu menjadi pangkalan gerakan Hamas dukungan Iran dan kita tidak akan membuat kesalahan sama lagi," kata Netanyahu pada awal sidang kabinet mingguan.

Pada September 2005, pemerintah Perdana Menteri Ariel Sharon secara sepihak mengosongkan semua permukiman Yahudi di Gaza, juga empat permukiman di Tepi Barat utara, dalam usaha mengahiri 38 tahun kehadiran tentara Israel di Jalur Gaza.

Sharon berikrar menindak-lanjuti pengosongan dari Tepi Barat, tapi strok berat menyerang dan menyebabkannya tak dapat menjalankan tugasnya dan penggantinya, Ehud Olmert, melepaskan kebijakan itu sehubungan dengan penangkapan seorang serdadu Israel dalam serangan lintas perbatasan oleh pejuang di Gaza pada Juni 2006.

Ketika Sharon membentuk partai berhaluan tengah Kadima untuk meneruskan rencananya, Natanyahu menolak bergabung dengannya dan tetap memimpin partai Likud.

Kadima, kini dipimpin mantan Menteri Luar Negeri Tzipi Livni, menjadi partai lawan utama.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009