Jakarta (ANTARA News) - Universitas Indonesia (UI), akan membuka Pusat Penelitian Perkeretaapian Indonesia berupa program pascasarjana multi disiplin.

"Sebagai langkah awal, UI dan Departemen Perhubungan telah bersepakat untuk membangun model percontohan Pilot Project Tramway Kampus UI, Depok," kata Rektor UI, Prof. Gumilar Rusliwa Somantri, di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, pusat perkeretaapian ini dibuat untuk merespon UU Perkeretaapian No. 23 pasal 118 tahun 2007, yang menyatakan bahwa dalam upaya pengembangan perkeretaapian perlu dilakukan kerja sama oleh pemerintah, pemda, badan usaha, lembaga penelitian dan perguruan tinggi.

"Untuk itulah, pemerintah pusat melalui Departemen Perhubungan akan membangun pusat penelitian perkeretaapian di Kampus UI, Depok," jelasnya.

Ia mengatakan "Tramway Kampus" ini direncanakan menjadi laboratorium dari rangkaian proses penelitian dasar, terapan dan difusi teknologi tentang sistem angkutan umum yang modern, efisien dan massal yang berbasiskan rel (Rail-based Technology).

"Diharapkan program ini akan mengawali proses reformasi sistem angkutan umum perkotaan jangka panjang," katanya.

Dikatakannya hadirnya pusat penelitian di Universitas Indonesia diharapkan mampu menjadi lokomotif pengalihan moda transportasi jalan raya menjadi kereta api.

Kereta api selama ini merupakan moda transportasi dengan jumlah penumpang terbesar nomor dua yaitu 150.275.225 orang (7,32 persen) setelah moda jalan raya yang digunakan sebanyak 2.021.075.897 orang (84,13 persen).

Faktanya kereta api merupakan moda transportasi yang mampu diandalkan karena memiliki tingkat keselamatan tinggi, hemat energi/energi alternatif, hemat lahan/hemat ruang, dapat mengangkut dalam jumlah besar pada waktu yang bersamaan, adaptif terhadap perkembangan teknologi, dan ramah lingkungan.

Sementara itu, Deputi Direktur Kantor Komunikasi UI, Devie Rahmawati mengatakan kereta api terbukti merupakan penyumbang biaya polusi terkecil hanya 60 juta dolar AS. Sedangkan moda jalan raya menempati urutan pertama biaya polusi yaitu 16.300 juta dolar AS, diikuti oleh moda maritim sebesar 2.600 juta dolar AS dan moda penerbangan 900 juta dolar AS.

Ia mengatakan perkembangan teknologi kereta api sudah sedemikian maju dan yang sangat dibutuhkan untuk mengembangkan industri ini ialah sumberdaya manusia yang unggul dan handal.

Untuk itu, kata Devie, dibutuhkan pendidikan perkeretaapian yang memadai. Di dunia sudah ada beberapa universitas yang memfokuskan diri pada pendidikan ilmu kereta api, seperti Leicester University (Inggris), Moscow State University (Rusia), University of South West Jiaotong (China), Kobe University (Jepang).
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009