Jakarta, (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu pagi turun di atas level Rp10.000 per dolar karena pelaku pasar kembali membeli dolar AS untuk membeli obligasi Amerika Serikat yang di lepas di pasar.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah menjadi Rp10.010-Rp10.020 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.960-Rp9.975 atau turun 50 poin.

Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, mengatakan, obligasi AS yang ditawarkan di pasar internasional mendorong pelaku pasar asing di dalam negeri melepas rupiah untuk memburu obligasi pemerintah itu.

Akibat aksi beli dolar di pasar domestik cukup ramai, sehingga menekan rupiah merosot sampai di atas Rp10.000 per dolar, katanya.

Menurut dia, rupiah kemungkinan akan kembali melemah pada sore nanti, karena permintaan dolar diperkirakan akan semakin besar, meski dolar AS merosot terhadap euro setelah dua sesi lalu berturut-turut "rally" hingga ke level tertinggi.

Pada perdagangan di New York, dolar turun menjadi 1,0753 Franc Swiss dari 1,078.

Ia mengatakan, turunnya rupiah hingga di atas Rp10.000 per dolar, maka diperkirakan Bank Indonesia (BI) akan masuk pasar dan melepas cadangan dolarnya.

"Kami optimis rupiah akan kembali membaik dan berada dibawah angka Rp10.000 per dolar, apabila BI masuk dan melepas stok dolar yang dimilikinya."

Menurut dia, pelaku pasar lokal juga agak hati-hati mengikuti perkembangan pasar, mereka masih belum bereaksi meski pelaku asing cenderung lebih melepas rupiah.

Apabila pelaku lokal juga mengikuti langkah pelaku asing maka tekanan pasar terhadap rupiah akan semakin besar, ucapnya.

Biasanya, lanjut dia, apabila tekanan makin kuat terhadap rupiah BI untuk sementara hanya berdiam diri dan pada hari berikutnya masuk pasar dengan melepas dolarnya.

"Kami melihat peluang rupiah untuk kembali menguat masih ada, namun apabila tekanan itu berlanjut maka rupiah tetap terpuruk pada kisaran yang sempiat,." katanya.(*) 

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009