Sanaa (ANTARA News/AFP) - Kementerian dalam negeri Yaman sedang mengupayakan surat perintah penangkapan bagi 55 pemimpin pemberontak Syiah di tengah pertempuran dengan pasukan pemerintah di bagian utara yang bergolak, laman Interent departemen pertahanan mengatakan Selasa.

Satu permintaan tertulis telah dibuat bagi penangkapan para tersangka itu, termasuk pemimpin gerilyawan Zaidi, Abdel Malek al-Huthi, menurut daftar yang dipublikasikan oleh situs Internet 26sep.net.

Kementerian itu minta agar para tersangka itu ditangkap dengan tuduhan "pemberontakan bersenjata, penculikan dan pengeksekusian warga sipil, penghancuran properti dan serangan terhadap pasukan pemerintah," kata laporan tersebut.

Dalam sepekan terakhir militer telah melancarkan serangan besar di markasbesar gerilyawan di daerah Saada di Yaman utara yang bergunung-gunung. Pembeorntak itu menuduh tentara telah membunuh puluhan warga sipil.

Pemerintak Kamis menawarkan persyaratan untuk mengakhiri perang itu, yang mencakup pemberontak mengosongkan semua kantor pemerintah yang mereka duduki, menyerahkan amunisi dan peralatan serta membebaskan tawanan mereka. Pemberontak menghindari usulan itu.

Satu cabang Islam Syiah, Zaidi adalah minoritas di Yaman yang sebagian besar warganya Sunni tapi membentuk masyarakat masyoritas di utara. Presiden Ali Abdullah Saleh sendiri seorang Zaidi.

Gerilyawan iu telah terlibat dalam pertempuran dengan pasukan pemerintah sekali-sekali sejak 2004. Pemerintah menuduh mereka berusaha untuk menempatkan kembali pemerintah imamah, yang telah berakhir dalam kdueta militer 1962.

Yaman, salah satu negara termiskin di dunia, juga memerangi ancaman militan terkait-al Qaida dan kerusuhan di bagian selatan yang miskin, tempat sentimen separatis mendalam.

Sementara itu, kepala keamanan di Saada membantah laporan pers Yaman bahwa pertempuran Senin terjadi di ibukota daerah yang sulit itu, yang juga disebut Saada.

"Operasi militer berlangsung jauh dari kota itu," Jenderal Hamid Karachi mengatakan dalam pidato yang diangkat oleh 26sep.net.

Ia juga menuduh gerilyawan terus menyerang warga sipil "setelah mendatangkan kehilangan besar" dalam pertempuran dengan pasukan pemerintah.

Bulan Sabit Merah Yaman mengatakan Senin, pemerontak telah menyerang sebuah kamp di pinggiran Saada yang menampung ribuan orang terlantar dan menyita bantuan kemanusiaan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009