"Kunjungan para duta besar dan pejabat kedutaan negara-negara Timur Tengah ini ada kaitannya dengan kajian potensi agribisnis yang dilirik Saudi Bin Laden Group," kata Pejabat Lembaga Kependudukan Dunia (UNDP), Abdurrahman Syebubakar, di sela-sela pertemuan silaturahmi di Pendopo Gubernur NTB, di Mataram, Selasa malam.
Ia mengemukakan hal itu kepada wartawan untuk mempertegas penjelasan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Abddurahim Alkhayyat, yang disampaikan dalam pertemuan silaturahmi dengan Gubernur NTB, KH. M. Zainul Majdi, beserta para pejabat Pemerintah Provinsi NTB itu.
Di hadapan Gubernur NTB beserta jajarannya dan para duta besar dan pejabat kedutaan negara-negara Timur Tengah yang hadir dalam pertemuan silaturahmi itu, Duta Besar Arab Saudi itu mengungkapkan bahwa kunjungan mereka itu juga ada kaitannya dengan kajian potensi pengembangan agribisnis di wilayah NTB.
Dalam rombongan yang berkunjung ke wilayah NTB itu, selain Dubes Arab Saudi juga terdapat Dubes Jordania, Moh. Hassan Dawo, Wakil Dubes Yaman, Ahmad Mohammed Jaber dan sejumlah pejabat kedutaan negara-negara Timur Tengah seperti Qatar dan Mesir.
Abdurahman mengakui, UNDP ikut berperan dalam melancarkan kunjungan para duta besar dan pejabat kedutaan negara-negara Timur Tengah di wilayah NTB terkait kajian potensi agribisnis itu.
UNDP yang tengah menerapkan program pemberdayaan masyarakat Indonesia menghendaki para duta besar dan pejabat kedutaan negara-negara Timur Tengah itu merekomendasikan pengembangan agribisnis di NTB untuk ditindaklanjuti Saudi Bin Laden Group.
Saudi Bin Laden Group sudah menyatakan kesediaannya untuk berinvestasi di Indonesia di sektor pangan dan daerah yang dipilih yakni Sulawesi Tenggara dan Papua.
Rencana investasi di sektor pangan di Sulawesi Tenggara bernilai Rp15 triliun dan di sektor agroindustri di Kabupaten Merauke dan Fakfak, Provinsi Papua senilai puluhan triliun rupiah.
Saudi Bin Laden Group berminat mengembangkan padi basmati (beras yang dikonsumsi sebagian besar masyarakat Timur Tengah) di Sulawesi Tenggara dan Papua.
Padi jenis basmati merupakan beras dengan kadar gula rendah yang biasanya dikonsumsi penderita diabetes. Beras itu rencananya akan diekspor ke negara-negara Timur Tengah.
Untuk mengembangkan padi basmati hingga mencapai produksi ekspor itu dibutuhkan lahan yang sangat luas, sehingga Saudi Bin Laden Group berencana bekerja sama dengan sejumlah perusahaan nasional seperti Medco, Bangun Tjipta Sarana, Grup Para, Sumber Alam Sutera, Wolo Agro Makmur, Comexindo, dan Digul Agro Lestari.
"Itu sebabnya kami (UNDP) ingin minat itu juga direalisasikan di wilayah NTB maka kami ajak para dubes dan pejabat kedutaan itu ke sini," ujar Abdurrahman.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009