Tangerang (ANTARA News) - Kepala Sub Bidang Pelayanan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah II Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel) Banten, Abdul Qodir menyatakan ada peluang terjadinya depresi tropis di wilayah Jabotabek.

Kendati demikian tak akan menjadi hambatan bagi umat Islam yang menjalankan ibadah puasa, katanya di Tangerang, Selasa.

Abdul menjelaskan, dari pantauan satelit BMKG Wilayah II Ciputat, fenomena depresi tropis akan berlangsung dalam waktu yang cukup lama dengan suhu mencapai 32 hingga 33 derajat celsius.

"Suhu tersebut cukup normal untuk wilayah tropis seperti Indonesia Barat. Kondisi suhu tersebut tidak menjadi hambatan berat bagi umat Islam yang menjalankan puasa," ujarnya.

Fenomena depresi tropis tersebut, lanjut dia, bagi umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa tidak begitu merasa kepanasan. Pasalnya, suhu depresi tropis belum sampai titik yang ekstrem.

Hanya saja, Abdul menambahkan depresi tropis di Jabodetabek sangat tidak stabil. Diperkirakan akan berpeluang terjadi hujan secara mendadak.

"Bila dalam frekuensi yang cepat atau pun lambat bisa saja terjadi hujan di siang dan malam hari. Pastinya Jabodetabek tidak kepanasan," ucap Abdul.

Dari pantauan satelit, katanya, juga terlihat colonimbus (awan hujan) sangat banyak di wilayah Jabotabek, munculnya awan hujan tadi membuktikan depresi tropis bisa berjalan lama.

"Sehingga suhu udara bisa turun beberapa derajat dari suhu normal namun bisa pula naik sedikit dari suhu normal," akunya.

Dia mengungkapkan, depresi tropis bukan fenomena yang harus ditakutkan.

"Tetapi, hendaknya dapat dijadikan sebagai pertanda baik bagi sejumlah daerah di Jabotabek termasuk bagian Indonesia Timur," ia menjelaskan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009