Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa sore masih melemah, meski posisinya agak membaik di bawah angka Rp10.000 per dolar, namun aksi beli dolar yang berlanjut tetap menekan mata uang lokal itu.
Nilai tukar rupiah turun menjadi Rp9.978-Rp9.985 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.925/9.945 atau melemah 53 poin.
Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, Selasa, mengatakan, koreksi harga terhadap rupiah agak berkurang, setelah Bank Indonesia (BI) masuk ke pasar dengan melepas cadangan dolarnya.
Akibatnya tekanan pasar berkurang, sehingga rupiah sedikit membaiknya yang sebelumnya sempat berada di atas angka Rp10.000 per dolar, katanya.
Menurut dia, masuknya BI ke pasar diperkirakan akan berlanjut yang akan memicu rupiah pada hari berikutnya akan kembali menguat.
Rupiah yang beberapa hari tertekan pasar sehingga menembus angka Rp10.000 per dolar dengan masuknya BI dan melakukan intervensi pasar maka akan memicu rupiah terus membaik dan menjauhi angka Rp10.000 per dolar, ucapnya.
Peluang rupiah, lanjut dia memang cukup besar, namun hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk menguat kembali, meski dari faktor internal fundamental makro ekonomi Indonesia cukup baik dan kecenderungan akan turunnya suku bunga juga cukup besar.
Apabila perbankan sepakat untuk segera menurunkan suku bunganya, maka pertumbuhan ekonomi akan makin tumbuh dengan baik, ucapnya.
Ditanya mengenai rupiah diperkirakan mencapai Rp9.500 per dolar, ia mengatakan, perkiraan itu bisa saja terjadi, namun harus dilihat bagaimana perkembangan pasar lebih dahulu, apa ada kemungkinan rupiah untuk menguat ke arah sana.
Pemerintah sendiri mempunyai asumsi makro ekonomi dengan nilai tukar rupiah ditargetkan pada 2010 mencapai Rp10.000 per dolar, karena itu posisi rupiah pada saat ini dinilai cukup baik, katanya. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009