Dalam masa pandemi kita lihat sendiri, petani sampai kesulitan menjualnya karena produksi melimpah
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian menyampaikan produksi pertanian, khususnya sayuran segar di dalam negeri masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan bahkan bisa diekspor selama masa pandemi COVID-19 ini.
Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto mengatakan beberapa jenis sayuran segar seperti selada, bayam, kangkung, kubis, dan wortel yang diproduksi di dalam negeri bisa diekspor, karena pasokan berlimpah.
"Dalam masa pandemi kita lihat sendiri, petani sampai kesulitan menjualnya karena produksi melimpah. Kami bantu petani memasarkan, bahkan kami bantu distribusinya," kata Prihasto di Jakarta, Senin.
Baca juga: Hingga Maret 2020, Mentan catat nilai ekspor pertanian Rp100,7 triliun
Menurut dia, penguatan dan pemberdayaan produk pertanian lokal harus digenjot. Oleh karena itu, di masa pandemi ini diharapkan menjadi momentum untuk semakin bangga terhadap produk petani Indonesia.
Ia memaparkan bahwa impor sayur-sayuran pada 2019 memang meningkat, yang terbesar komoditas bawang putih dan kentang industri. Namun, pada kenyataannya, Indonesia masih membutuhkan pasokan yang besar terutama pada kedua komoditas tersebut.
Bawang putih volumenya mencapai 38,62 persen dari total nilai impor seluruh jenis sayuran, disusul kentang olahan industri, bawang bombai dan cabai kering.
Pasokan dalam negeri saat ini belum mencukupi kebutuhan masyarakat karena bawang putih tumbuh optimal di daerah subtropis seperti China.
Produksi bawang putih nasional meskipun naik dari 49.000 ton menjadi 88.000 ton pada 2019, jumlahnya masih belum dapat memenuhi kebutuhan konsumsi nasional yang mencapai 580.000 ton per tahun.
"Begitu pula kentang industri, yang berbeda dengan jenis kentang sayur (granola). Jenis granola kita malah sudah bisa ekspor. Jadi, impor sayuran hanya pada komoditas sayur yang produksi kita masih rendah," kata Prihasto.
Meski komoditas bawang putih masih bergantung pada China, Kementan memastikan bahwa neraca perdagangan komoditas pertanian Indonesia terhadap negara tersebut masih surplus.
Dilihat dari nilainya, ekspor komoditas pertanian dari Indonesia ke China pada 2019 mencapai 3,89 miliar dolar AS, sementara impor senilai 2,02 miliar dolar AS.
Dengan begitu, pada 2019 neraca perdagangan pertanian Indonesia surplus senilai 1,87 miliar dolar AS dari China.
Sementara pada periode Januari-Maret 2020, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 164 juta dolar AS terhadap China untuk komoditas pertanian.
"Ini adalah dampak positif penguatan produksi dalam negeri dan membuka akses pasar ekspor yang dilakukan pemerintah. Produksi aneka sayuran 2019 mencapai 13,4 juta ton atau naik 2,67 persen dari tahun sebelumnya," tambah Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri.
Baca juga: Kementan gandeng "startup" bantu pasarkan produk hortikultura petani
Baca juga: Pemerintah perluas pengembangan produk hortikultura untuk ekspor
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020