Pada hari Senin (25/5) waktu setempat, salah satu juru bicara dari festival tersebut mengkonfirmasi bahwa acara tersebut akan berjalan di Italia sesuai rencana, menyusul laporan media lokal pada Minggu (24/5) bahwa Gubernur Veneto Luca Zaia memberikan lampu hijau untuk acara tersebut.
Sebaliknya, pameran arsitektur dan seni Biennale mengalami penundaaan hingga 2021 atau bahkan 2022.
Baca juga: Sutradara "Joker" raih penghargaan tertinggi di Venice Film Festival
Baca juga: Film terbaru Brad Pitt, "Ad Astra" tuai pujian di Venice Film Festival
"Kami tahu bahwa mustahil untuk merencanakan festival film tanpa mengetahui apakah para sineas bersedia menggunakan festival film untuk memberikan awal yang baru dan tanda yang kuat untuk menjaga sinema tetap hidup, bahkan di masa-masa sulit ini,” ujar Direktur Artistik Festival Internasional Film Venice Alberto Barbera seperti dikutip dari laman WWD.
Italia adalah salah satu negara yang mengalami pukulan berat akibat pandemi virus corona. Wilayah itu melaporkan 32.785 kematian pada 24 Mei, dan secara bertahap mulai mengurangi karantina wilayah yang mulai diberlakukan pada 9 Maret silam.
Pemerintah berencana untuk membuka kembali perbatasan negara itu kepada pengunjung di wilayah Schengen mulai 3 Juni, tanpa batasan karantina. Namun, peraturan keselamatan yang ketat telah diberlakukan, termasuk jarak sosial dan masker pelindung serta sarung tangan.
Baca juga: Cate Blanchett pimpin penjurian Festival Film Venesia 2020
Baca juga: Festival Film Venice kesampingkan opsi perhelatan digital
Baca juga: Angelina Jolie puji film asal Afghanistan di Venice Film Festival
Penerjemah: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020