Jakarta, (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Jusuf Kalla mengatakan pada alam demokrasi dan keterbukaan saat ini , maka kesetiaan seseorang kepada partai politik hanya berdasarkan manfaat yang diperolehnya.
"Sekarang ini kesetiaan orang pada partai, kesetiaan manfaat. Jadi parpol ini bermanfaat bagi saya atau tidak," kata kata Ketum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla pada seminar "Golkar Bangkit" di Jakarta, Selasa.
Seminar tersebut diselenggarakan oleh Sentral Organisasi Karyawan Swadiri (SOKSI). Seminar sehari tersebut selain menghadirkan pembicara Jusuf Kalla , juga pendiri SOKSI Suhardiman, serta tokoh Golkar Aburizal Bakrie, Surya Paloh dan Yudhi Chrisnandi.
Oleh karena itu , tambah Kalla , orang akan memilih parpol bukan lagi karena fanatisme tetapi berdasarkan apa prestasi parpol tersebut.
Kalla menjelaskan pada pemilu 1999 , PDI-P menjadi pemenang pemilu karena masyarakat menilai partai tersebut sebagai penyelamat. Sedangkan Partai Golkar meraih nomer dua.
Sedangkan pada pemilu 2004, PDI-P kalah (nomor dua) karena masyarakat menilai pemerintahan Megawati saat itu dianggap gagal. Sedangkan Partai Golkar menjadi pemenang.
"Pemilu 2009, keadaan lebih baik sehingga masyarakat menilai pemerintah berhasil," kata Kalla. Karena itu Partai Demokrat menjadi pemenang.
Masyarakat menilai pemerintah yang berhasil adalah keberhasilan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang merupakan pendiri dan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.
Sementara menyangkut posisi Partai Golkar ke depan, Kalla mengatakan hanya ada dua pilihan posisi yang dapat diambil partai berlambang pohon beringin kedepan yakni setengah pemerintah (bergabung) atau independen.
"Kedepan Partai Golkar hanya punya dua pilihan, yakni; setengah pemerintah atau independen," kata Kalla.
Menurut Jusuf Kalla dua pilihan tersebut setengah pemerintah atau bergabung dan independen (oposisi) akan memiliki konsekuensi yang berbeda.
Kalla menjelaskan jika posisi pertama yakni bergabung dengan pemerintah yang dipilih, maka jika pemerintah mendatang berhasil, maka Partai Golkar tidak akan mendapatkan apa-apa.
"Dan kalau pemerintah gagal pun, Partai Golkar tidak dapat apa-apa. Karena berada di dalamnya," kata Kalla.
Sementara jika memilih posisi independen (oposisi), tambah Kalla, jika pemerintah mendatang berjalan biasa saja maka Partai Golkar akan memiliki nilai tawar yang lebih besar.
Namun Kalla mengingatkan jika pemerintahan mendatang berhasil dan maju maka posisi apa pun (bergabung atau oposisi) tidak akan menghasilkan apa-apa.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009