Jakarta, 18/8 (ANTARA) - Kedatangan kapal perang dari berbagai negara di Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara (Sulut) untuk mengikuti Sail Bunaken, yang digelar pada 12-20 Agustus 2009, terus bertambah. "Hari ini telah tiba dua kapal perang Korea Selatan di Pelabuhan Bitung," kata Penanggung Jawab Media Center Panitia Sail Bunaken Kota Bitung, J Tambunan di Bitung, Jumat (14/8).

Tambunan tidak merinci jenis dua kapal perang dari Korea Selatan tersebut. Tambunan didampingi salah seorang petugas Media Center Bitung, Erwin Kountu mengatakan, dengan kedatangan dua kapal perang dari Korea Selatan tersebut, maka jumlah kapal telah tiba di Pelabuhan Bitung yang akan mengikuti Sail Bunaken sudah sepuluh buah.

Sebelumnya hingga Kamis (13/8), baru sekitar delapan kapal berasal dari berbagai negara yang telah tiba. Kedelapan kapal itu terdiri dari dua kapal Thailand masing-masing, Phuttaloetia Naphalai FF 461, Rattanakosin FS 441, dua kapal Malaysia, KD Kedah 171 dan KD Tunas Samudera.

"Satu kapal Filipina yakni Manuel L Quezon PS 70, sebuah kapal Inggris HMS Echo H87, sebuah kapal Singapura RSS Tenacious dan sebuah kapal Coast Guard Triton dari Australia," katanya.

Selain itu sebanyak 56 yacht, telah berada di Pelabuhan Perikanan Bitung untuk mengikuti Sail Bunaken tersebut. Kegiatan Sail Bunaken akan diikuti antara lain sekitar 25 kapal perang asing dari 14 negara, tiga buah tall ships, 158 yacht serta sejumlah KRI.

Saat ini terdapat sekitar 19 KRI telah berada di Pelabuhan Bitung di antaranya KRI Surabaya, KRI Sultan Iskandar Muda, KRI Fatahilah, KRI Arung Samudera dan KRI Patola.

Sail Bunaken yang melibatkan puluhan negara lengkap dengan kapal perang dan kapal layar, merupakan event maritim terbesar abad 21 yang digelar di perairan Manado dan Bitung, 12-20 Agustus 2009.

"Sail Bunaken merupakan momentum untuk memulihkan citra Indonesia, karena event maritim terbesar di dunia sukses digelar di Manado," kata Dirjen pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan Aji Sularso di Manado, Kamis.

Kegiatan Sail Bunaken dengan mengagendakan Sailing dan Flying Pass berbagai kapal dan pesawat perang, merupakan kegiatan yang jarang dilakukan di dunia. Provinsi Sulut mendapatkan momentum yang sangat prestisius dengan kegiatan itu, sehingga diharapkan masyarakat setempat mampu mendukung dan menyukseskan kegiatan itu.

Menurutnya, ada dua hal penting terkait pelaksanaan Sail Bunaken di Sulut, yakni potensi kelautan dan sumber daya hayati yang besar, sangat layak dikonversikan untuk kegiatan ekonomi bagi rakyat. "Bangsa Indonesia bisa mempromosikan potensi yang ada dengan mengundang sejumlah investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia," katanya seperti dikutip Antara.

Kemudian, bangsa Indonesia bisa menunjukkan kekuatan pertahanan dan keamanan maritim, sehingga tidak bisa dipandang enteng oleh negara-negara manapun. "Sudah ada ribuan peserta mancanegara berada di Sulut, berarti mereka mengakui bahwa event internasional di Indonesia diakui," jelasnya.

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Surya Dharma, Kepala Pusat Informasi dan Humas, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2009