New York (ANTARA News/AFP) - Dolar AS dan yen Jepang menguat pada Senin waktu setempat, karena investor mencari sebuah pijakan yang aman menyusul merosotnya pasar ekuitas global di tengah kecemasan terhadap prospek pemulihan dari resesi.
Euro jatuh di bawah 1,41 dolar di pasar yang diserbu dua mata uang "safe-haven" (tempat berlindung yang aman) yang biasanya mendapatkan keuntungan pada saat terjadi ketidakpastian ekonomi.
Pada satu titik, mata uang tunggal Eropa jatuh menjadi 1,4014 dolar, tingkat terendah sejak 30 Juli.
Pada 2100 GMT, euro merosot menjadi 1,4077 dolar dari 1,4201 dolar akhir Jumat di New York.
Euro juga jatuh menjadi 132,97 yen dari 134,66 yen.
Sementara dolar jatuh terhadap mata uang Jepang, menjadi 94,46 yen dari 94,84 yen.
"Ada aksi jual di pasar saham seluruh dunia dan akibatnya terjadi rebound (berbalik naik) yang kuat dalam penghindaran risiko (risk aversion) di pasar valas," kata Samarjit Shankar dari Bank of New York Mellon.
"Investor kembali memburu mata uang safe-haven seperti yen dan dolar," tambahnya.
Para dealer mengatakan, survei keyakinan konsumen AS pada Jumat oleh Universitas Michigan merupakan sebuah pengecekan kenyataan bagi investor yang telah menerima kabar baik berlebihan dan mendorong pasar lebih maju terlalu jauh.
"Data konsumen AS pada Jumat yang mengecewakan telah mendorong ketakutan atas langkah dari pemulihan AS dan pemulihan global, sehingga membantu yen dan dolar menguat," kata Simon Follett dari Calyon.
"Dolar dan yen telah didukung oleh sebuah kenaikan permintaan untuk safe haven karena aksi jual aset-aset yang memiliki risiko," ujar Lee Hardman dari Bank of Tokyo Mistubishi.
"Koreksi-jual aset-aset berisiko telah mengumpulkan momentum," kata Hardman, menambahkan bahwa lemahnya laporan sentimen konsumen AS dan penjualan ritel memicu keprihatinan mereka "merusak prospek pemulihan ekonomi."
Pasar mengabaikan laporan ekonomi Jepang yang melambung di kuartal kedua, dan kenaikan untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu tahun survei manufaktur di New Yorkr.
Pasar lebih memprihatinkan lemahnya tentang survei sentimen konsumen AS dimana konsumsi pribadi biasanya menyumbang dua pertiga dari semua aktivitas ekonomi yang berkembang.
"Sektor manufaktur tidak banyak menjadi unsur dari pemulihan ekonomi berkelanjutan di Amerika Serikat karena pemulihan berasal dari sektor jasa dan pasar khawatir tentang pengeluaran konsumen," ujar Shankar.
Pada Jumat, euro melemah setelah University of Michigan melaporkan indeks sentimen konsumen jatuh tajam pada Agustus, berlawanan dengan perkiraan naik para analis.
Data yang melemah membangkitkan alarm tentang prospek pengeluaran konsumen yang menggerakan dua pertiga dari kegiatan ekonomi terbesar di dunia itu.
Dalam perdagangan terakhir di New York, dolar naik menjadi 1,0780 Franc Swiss dari 1,0714 Franc pada akhir Jumat. Pound jatuh mejadi 1,6340 dolar dari 1,6540 dolar pada Jumat. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009