Jakarta (ANTARA News) - Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Mayor Jenderal TNI Marciano Norman mengatakan bahwa penyiapan helikopter di komples Istana merupakan bagian dari pengamanan rutin.
"Kita dalam setiap kegiatan selalu ada helikopter untuk darurat taktis maupun medis. Itu selalu ada di mana pun," kata Marciano di Istana Merdeka, Jakarta, Senin petang, seusai upacara penurunan bendera.
Ia mengatakan untuk acara peringatan HUT ke-64 Kemerdekaan RI kali ini kebetulan helikopter tersebut disiapkan di lapangan Monas dan di Bina Graha.
Menurut dia, ada dua buah helikopter karena jika terjadi keadaan darurat maka satu disiapkan untuk presiden dan wakil presiden.
Ia juga membantah jika penyiapan helikopter itu terkait isu adanya ancaman bom bagi kepala negara.
"Bukan. Karena ini salah satu perlengkapan pengamanan presiden di mana pun kegiatan beliau. Bahkan saat peresmian acara di daerah pun selalu ada. Heli kita kirim dari Jakarta," katanya.
Marciano menilai pelaksanaan upacara peringatan HUT ke-64 Kemerdekaan RI kali ini cukup aman.
"Kita lihat bersama hadirin yang hadir luar biasa. Kita lihat ada kemajuan," ujarnya seraya mengatakan bahwa tidak ada ancaman teror.
Ia juga tidak membenarkan jika pengamanan presiden dan wakil presiden diperketat.
"Kalau diperlukan ketat kita ketat. Tapi kita tidak pernah longgar. Tidak pernah," ujarnya.
Sebelumnya, pascapenyergapan tersangka teroris di Temanggung, Jawa Tengah dan Jati Asih, Bekasi, tersebar isu jika ada ancaman teror terhadap kepala negara.
Apalagi hasil uji DNA terhadap tersangka teroris yang tewas di Temanggung membuktikan bahwa gembong teroris asal Malaysia yang diduga berada di balik sejumlah aksi pengeboman di Indonesia, Noordin M Top, masih hidup.
Dengan belum tertangkapnya teroris asal Malaysia itu maka ditengarai ancaman teror masih akan terus ada, ujarnya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009