"Sampai sekarang masih aman, belum ada perubahan, kalau 70-an masih aman," kata Anny Ratnawati usai pertemuan di Gedung Utama Depkeu Jakarta, Senin.
Ia menyebutkan, kenaikan harga minyak dunia saat ini belum berpengaruh ke besaran subsidi dalam APBNP 2009.
"APBN masih aman, yang kita pakai adalah harga rata-rata selama setahun, bukan harga saat ini saja," kata Anny.
Berkaitan dengan harga minyak, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR juga mengingatkan pemerintah agar lebih realistis menetapkan proyeksi.
FPKS memandang perlunya revisi atas asumsi harga minyak yang ditetapkan sebesar 60 dolar AS per barel dalam RAPBN 2010.
"Per hari ini saja harga sudah mencapai di atas 70 dolar AS per barel. Kita harus belajar dari pengalaman tahun 2009 di mana APBN mengalami deviasi yang tinggi dari asumsi awal karena prediksi yang kurang realisitis atas kencenderungan harga minyak," kata juru bicara FPKS, Rama Pratama.
Menurut dia, implikasinya menjadi kuat ke arah pembentukan tingkat inflasi, di samping beban anggaran subsidi.
"Stress test yang dilakukan pemerintah menunjukkan kisaran tambahan anggaran hingga sebesar Rp94 triliun untuk deviasi harga minyak hingga 25 dolar AS per barel," katanya.
Sementara itu mengenai alokasi dana untuk penanganan dampak lumpur Lapindo di Sidoarjo yang ditetapkan sebagai bencana, Anny mengatakan, masalah itu belum dibicarakan lagi.
"Dari sisi anggaran memang harus dijaga (kalau ada kebutuhan mendesak), tapi nanti itu tergantung keputusannya seperti apa. Kita belum bicara dia mau diambil dari pos mana," kata Anny.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009