Ramallah, Tepi Barat (ANTARA News/AFP) - Presiden Palestina Mahmud Abbas akan mengadakan sidang Dewan Bangsa Palestina (PNC) pada akhir bulan ini untuk pertama kali sesudah lebih dari satu dasawarsa, kata ketua badan itu pada Minggu.

"Kami akan mengundang anggota Dewan Bangsa Palestina untuk sidang istimewa pada tanggal 26 dan 27 Agustus ini di kediaman presiden di Ramallah," kata Salim Zaanoun.

Badan legislatif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) itu mencakup ratusan wakil dari Tepi Barat, yang dikuasai Israel, Jalur Gaza dan mancanegara, serta tidak bersidang sejak 1998.

Badan itu akan bertemu untuk memilih enam anggota baru untuk panitia pelaksananya sesudah kematian beberapa pemegang jabatannya pada beberapa tahun belakangan, termasuk Samir Ghosheh, yang meninggal pada umur 70 tahun pada awal bulan ini.

Sidang dewan itu menyusul kongres partai sekuler Fatah Abbas, yang menguasai PLO sejak didirikannya pada 1964 dan memilih sejumlah pemimpin baru pada awal bulan ini.

Sebagai bagian dari alur perdamaian Timur Tengah, PNC bersidang pada 1996 untuk mengubah anggaran dasarnya guna menghilangkan rujukan untuk menghancurkan Israel, dan secara singkat bertemu di Gaza untuk meneguhkan perubahan itu pada 1998.

Abbas pada Kamis mengumumkan antrian ke Panitia Pusat, yang mencakup beberapa anggota muda dan sejumlah veteran "pengawal tua" seumur almarhum Yasser Arafat, digeser dari kedudukannya.

Utusan Palestina tersebut datang ke Bethlehem dari lebih dari 80 negara untuk sidang pertama gerakan berusia 44 tahun itu di tanah asalnya.

Beberapa anggota Fatah yakin kelompok sekuler dukungan Barat mereka berkedudukan lebih baik untuk mengusahakan rujuk dengan pesaingnya, kelompok garis keras Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, memulihkan persatuan ke masalah nasionalis Palestina, yang terbagi.

Penguatan Fatah; yang dikalahkan dalam pemilihan parlemen oleh Hamas pada 2007, karena korupsi, kronisme dan kepuasan pada diri sendiri; mungkin juga memperkuat tawar-menawar Abbas dalam pembicaraan dengan Israel saat Presiden Amerika Serikat Barack Obama memyiapkan rencana baru perdamaian.

Israel dan Palestina melakukan kembali perundingan perdamaian dalam pertemuan di Amerika Serikat pada November 2007, namun Palestina menunda perundingan dalam tiga pekan perang Israel dengan gerakan Hamas di Gaza pada ahir tahun itu.

Presiden Obama menyeru kedua pihak kembali ke meja perundingan dengan memberikan tekanan kepada Israel untuk menghentikan pembangunan permukiman, termasuk yang disebut "pertumbuhan alami" permukiman saat ini.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pemerintahnya tidak akan mengijinkan pembangunan gedung di permukiman baru, namun terus mengijinkan pembangunan yang telah ada.

Pemimpin perutusan anggota Demokrat kongres Amerika Serikat Steny Hoyer pada Kamis di Yerusalem mengatakan, "Kebijakan Amerika Serikat adalah menghentikan setiap penambahan permukiman. Itu hal rumit, soal berat, yang harus diselesaikan melalui meja perundingan."

Abbas menolak bertemu dengan pemerintah baru sayap kanan Israel hingga negara Yahudi itu membongkar seluruh bangunan di Tepi Barat selaras dengan permintaan dari Gedung Putih.

Tentara Israel menembak membabi-buta dan menewaskan 11 penduduk Palestina, termasuk empat anak-anak, yang melambaikan bendera putih saat berlangsung perang di Gaza, kata pegiat hak asasi manusia antarbangsa Human Rights Watch pada Kamis.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009