Jakarta (ANTARA News) - Pusat gempa yang melanda Kota Padang di Sumatra Barat, Minggu sekitar pukul 14.38 WIB berada di 43 kilometer tenggara Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, dengan kedalaman 32 kilometer.
Hal itu dikatakan, Azwir, petugas Badan Meteorologi dan Geoifisika Padang Panjang, yang dihubungi ANTARA, Minggu.
Ia menjelaskan, pusat gempa berkekuatan 6,9 skala Richter itu berada pada titik 1.64 derajat lintang selatan dan 99.12 derajat bujur timur, atau sekitar 43 kilometer tenggara Pulau Siberut. "Gempa itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami," katanya.
Walaupun Kota Padang, sering mendapat guncangan gempa, namun tetap saja terjadi kepanikan warga akibat gempa 6,9 skala Richter itu. Banyak warga yang berhamburan keluar rumah, walaupun suasana Kota Padang masih diliputi awan tebal dengan hujan rintik-rintik.
Sejumlah pengunjung di pusat perbelanjaan juga berhamburan keluar seperti di Plaza Matahari Dept Store Kota Padang. Akibat berebutan keluar gedung, sejumlah pengunjung ada yang mengalami luka lecet.
Suasana di Pesisir Selatan Kota Padang juga mencekam karena begitu merasakan getaran, sebagian warga berusaha sekuat tenaga untuk lari ke bukit yang lebih tinggi karena khawatir terjadi tsunami.
Tos (36), warga setempat mengatakan, sejumlah warga panik dan berlarian mencari tempat yang lebih tinggi karena takut terjadi Tsunami. "Sekarang warga sudah mulai kembali karena ada informasi gempa itu tidak menimbulkan tsunami," katanya.
Kepanikan juga terjadi di Rumah Sakit Ibnu Sina di Kawasan Gunung Pangilun, Kota Padang, dimana sebagian pasien berlarian menyelamatkan diri ke luar karena khawatir gempa mengakibatkan gedung runtuh.
Sejumlah bangunan di Kota dilaporkan juga mengalami retak-retak termasuk yang dialami rumah milik Maril (40), warga Air Dingin Kota Padang.
Ia mengatakan, dinding rumahnya mengalami retak-retak. "Sebelumnya dinding itu memang retak, namun kemudian saya perbaiki dan sekarang kembali retak-retak akibat gempa tadi," katanya.
Sampai saat ini belum dilaporkan adanya korban jiwa akibat gempa yang berlangsung sekitar satu menit tersebut. Sejumlah warga masih ada yang belum berani untuk masuk ke rumah mereka dan memilih duduk-duduk di depan rumah.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009