Kuala Lumpur (ANTARA News) - Masyarakat Indonesia di Kuala Lumpur, Sabtu malam, memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-64 RI dan HUT ke-52 Malaysia. Peringatan secara sekaligus itu merupakan yang pertama kalinya dilakukan oleh Permai (persatuan masyarakat IndonesiaI di Malaysia.
"Indonesia dan Malaysia hari kemerdekaannya jatuh bulan Agustus. Kemerdekaan Indonesia jatuh setiap tanggal 17 Agustus sedangkan Malaysia tanggal 31 Agustus. Indonesia dan Malaysia juga satu rumpun yakni Melayu," kata ketua Permai (persatuan masyarakat Indonesia) di Malaysia, Tengku Rizal, di Kuala Lumpur Sabtu malam.
"Ini merupakan peringatan kemerdekaan dua negara yang pertama kali diadakan," tambah Tengku Rizal, warga Aceh yang masih mempertahankan statusnya sebagai WNI walau sudah tinggal di Kuala Lumpur sejak tahun 1960an.
Hadir dalam acara itu ialah Dubes RI untuk Malaysia Da`i Bachtiar, mantan wakil PM Malaysia dan Ketua EPG (eminent person group) Musa Hitam, dan perwakilan menteri luar negeri Zainul Abidin, dan para tokoh masyarakat Indonesia di Malaysia dan juga tokoh Malaysia lainnya.
"Kami rakyat Indonesia di Malaysia ingin dan mau berpartisipasi agar hubungan Indonesia - Malaysia selalu akrab makanya acara ini kami namakan `Malam Titian Kasih Indonesia - Malaysia` Biduk Lalu Kiambang Bertaut Air Dicincang Tak Akan Putus," kata Tengku Rizal.
Walaupun dalam latar panggung bertuliskan acara ini didukung penuh oleh kedutaan besar Indonesia namun tidak ada satu pun perusahaan Indonesia memberikan iklan (sponsorship). Acara itu didukung dengan sponsor utama Sime Darby, Tabung Haji Plantation, CIMB, dan Kasturiklasik.
Dalam sambutannya, Dubes Da`i Bachtiar mengatakan merasa malu karena pada malam ini acara peringatan kemerdekaan dua negara. "Kami bangga acara ini bisa terlaksana walaupun malu karena tidak ada satu sen ringgit pun keluar dari kedutaan," kata Da`i yang langsung disambut tepuk tangan para undangan.
Musa Hitam yang juga Preskom Sime Darby ketika berikan sambutan mengajak perusahaan kecil dan menengah Indonesia masuk ke Malaysia dan memanfaatkan warga Indonesia yang besar di Malaysia sebagai pasar utamanya. Selain itu, warga Malaysia yang serumpun juga menjadi target pasarnya.
"Kami mengharapkan agar pemerintah Malaysia berikan insentif kepada pengusaha kecil dan menengah Indonesia yang mau masuk ke Malaysia," katanya.
Acara malam titian kasih Indonesia-Malaysia diisi dan dihibur oleh kesenian warga Indonesia yang sudah lama tinggal di Malaysia. Salah satu yang menarik adalah pembacaan puisi oleh lima anak keturunan Indonesia dalam lima bahasa yakni bahasa Indonesia, Melayu, Inggris, China dan Arab.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009