Sidoarjo (ANTARA News) - Puluhan warga Desa Mindi korban Lumpur Lapindo, berdemonstrasi di atas kolam lumpur kering di kawasan Mindi, menolak Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) kasus Lumpur Lapindo.

Tokoh warga Desa Mindi, H. Rofi`i, Sabtu, mengatakan, keputusan SP3 ini diakui sangat meresahkan warga, terutama warga yang berada luar area peta terdampak.

"Kami khawatir penanganan lumpur tidak maksimal, termasuk akan mengabaikan tuntutan warga luar peta terdampak seperti 21 wilayah RT di Mindi yang sudah menderita akibat dampak luapan Lumpur Lapindo," tegasnya.

Warga juga menggelar beberapa poster yang bertuliskan tuntutan dan kecaman atas keputusan SP3 itu, serta mendesak SP3 itu dicabut sekaligus menolak kasus lumpur disebut bencana alam.

"Apa nanti jadinya warga yang nasibnya terkatung-katung ini. Pasti hak-hak kami akan diabaikan," katanya.

Warga Windi kemudian mengakhiri demonstrasi dengan menggelar doa bersama menjelang Bulan Suci Ramadhan.

Warga dari 21 wilayah RT yang ada di Desa Mindi itu berbondong-bondong menuju makam di bawah timbunan lumpur kering dengan membawa makanan tumpeng dan berdoa bersama di atas makam yang sudah tidak ada tanda batu nisannya itu.

Syamsiyah, salah satu warga RT 12 mengaku, kedatangannya ini mendoakan arwah ayah dan ibunya yang dulunya kompleks pemakaman diman diyakini menjadi tempat orang tuanya dikuburkan.

"Meski salah tempat, saya kira doa saya pasti didengar oleh Yang Maha Kuasa," katanya lirih.

Ia mengaku sedih dengan kondisi makam Desa Mindi yang sudah tidak bisa dilihat lagi, karena terendam lumpur yang sudah mengeras dan mengering. (*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009