Solo (ANTARA News) - Ustad Abubakar Ba`asyir menyatakan, mereka yang dikatakan sebagai teroris pelaku peledakan bom hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton sebagai mujahid, hanya cara mereka berjuang membela Islam salah.
"Kalau bom itu tempatnya di medan perang bukan tempat yang aman seperti di JW Marriot dan Ritz-Carlton," kata Ba`asyir kepada pers di Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jumat.
Menurutnya, kalau di tempat yang aman lebih baik dengan berdakwah bersungguh-sungguh menyampaikan ajaran Islam yang benar.
Meski begitu Ba`asyir menyebut Ibrohim, Air Setyawan, dan Eko Joko Sarjono sebagai mujahid karena membela Islam, hanya caranya dalam membela Islam salah dan boleh dikritisi. Asumsi sama dia kemukakan dalam menilai Noordin M. Top.
Menurut dia, ketika melihat jenazahnya, mereka kelihatan masih segar, berkeringat, dan darahnya masih mengalir.
"Kalau mereka keliru harus kita luruskan, tapi jika dia melakukan kesalahan itu Allah yang akan menilai," katanya.
Saat disebutkan Noordin M Top adalah salah seorang muridnya, Ba'asyir menyatakan tidak mengenal Noordin.
Menurutnya, mungkin saat dia mengisi kegiatan pengajian di Malaysia ada muridnya yang bernama Nurdin, namun nama Noordin M Top diakuinya baru diketahuinya ketika dia kembali ke Indonesia.
"Makanya, saya ini dimanfaatkan orang yang tak bertanggungjawab. Yang katanya saya ikut mengembom. Saya tidak pernah ikut itu," katanya.
Ba`asyir menyatakan mendukung usaha-usaha pemerintah dan polisi dalam menjaga ketertiban dan keamanan negara, namun mengingatkan pemerintah untuk menjamin dan menghormati pelaksanaan hak-hak konstitusional umat Islam dalam pengamalan syariat Islam. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009