Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, Indonesia tidak memiliki negara yang dianggap sebagai musuh, dan sebaliknya tidak ada negara yang memusuhi Indonesia.

"Indonesia saat ini menghadapi lingkungan strategis baru yang unik. Untuk pertama kalinya tidak ada negara yang kita anggap musuh, dan tidak ada negara yang memusuhi Indonesia," kata Presiden pada Pidato Kenegaraan di depan Rapat Paripurna DPR RI, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Jumat.

Menurut Presiden, Indonesia akan terus berkontribusi dalam menciptakan tatanan dunia yang aman, adil dan sejahtera dengan menjalankan diplomasi bebas aktif secara total dan konsekuen.

"Peran, tanggung jawab dan kontribusi Indonesia di dunia internasional, merupakan amanah UUD 1945, bahwa Indonesia harus turut aktif dalam melaksanakan ketertiban dan perdamaian dunia," katanya.

Kepala Negara menjelaskan, Indonesia akan terus berkontribusi dalam menciptakan tatanan dunia yang aman, adil dan sejahtera dengan terus membangun hubungan luar negeri atas dasar kemandirian, kesetaraan dan saling menguntungkan.

"Kita akan senantiasa aktif menjaga perdamaian dunia yang masih terus dirundung konflik yang berkepanjangan," kata Presiden.

Indonesia tetap konsisten mendorong reformasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), termasuk Dewan Keamanan PBB, dan mereformasi lembaga keuangan dunia agar lebih mencerminkan realitas perubahan kekuatan ekonomi dunia.

Dijelaskan Presiden, peran Indonesia terus membantu perjuangan bangsa Palestina untuk mewujudkan cita-citanya menjadi negara yang merdeka, berdaulat dan utuh.

Selain itu, Indonesia juga akan tetap berjuang menciptakan dunia yang lebih sejahtera.

"Keanggotaan di ASEAN, G-20, APEC, ASEM, D-8, Organisasi Konferensi Islam (OKI), akan selalu kita manfaatkan untuk memajukan kerjasama dan kesejahteraan internasional," ujarnya.

Presiden Yudhoyono melanjutkan, Indonesia harus berikhtiar agar tidak terlindas oleh roda-roda globalisasi, namun justru dapat meraih keuntungan dan manfaat darinya.

"Ini hal yang sangat langka dalam sejarah republik. Lingkungan strategis ini memberikan peluang yang sangat besar bagi diplomasi bebas aktif Indonesia untuk semakin berkibar," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009