Jakarta, (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa negara tidak boleh dan tidak akan kalah melawan aksi-aksi terorisme .

Penegasan itu dikemukakan Presiden saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka peringatan hari ulang tahun ke- 64 kemerdekaan Republik Indonesia di depan rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Jumat.

Presiden mengatakan teroris menginginkan bangsa Indonesia tercekam dalam suasana yang ketakutan dan kemudian menghentikan kegiatan sehari-hari.

"Saya ingin menegaskan bahwa negara tidak boleh dan tidak akan kalah melawan terorisme. Pemerintahan yang saya pimpin akan terus berjalan sebagaimana mestinya, melindungi rakyat, melayani rakyat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia," katanya.

Presiden menyatakan, aksi terorisme dengan melakukan pemboman di tempat-tempat umum adalah tindakan yang sungguh tidak berperikemanusiaan.

Korbannya adalah orang-orang yang tidak berdosa, baik warga negara sahabat maupun warga negara Indonesia sendiri.

Presiden mengungkapkan dalam aksi terorisme kali ini, ada suatu gejala yang baru yaitu aksi terorisme ditujukan langsung untuk melawan negaranya sendiri, termasuk rencana asasinasi (pembunuhan -red) kepada kepala negaranya.

Pada kesempatan itu Presiden juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada segenap jajaran Kepolisian Negara Republik Indonesia yang tidak kenal lelah dan menyerah dalam memberantas terorisme di tanah air.

Presiden juga meminta, aparat kepolisian dan aparat keamanan lainnya untuk tidak pernah lengah.

"Terus tingkatkan kewaspadaan, serta cegah dan berantas aksi teror hingga ke akar-akarnya, di manapun mereka berada, siapapun mereka, dan apapun motivasinya," katanya.

Presiden juga meminta masyarakat untuk bersatu melawan aksi-aksi terorisme, maupun melindungi warga dan anak-anak muda dari pikiran-pikiran sesat dan ekstrim, yang bisa mengarahkan mereka kepada tindakan terorisme.

Masyarakat juga diminta memberikan informasi kepada aparat keamanan jika mengetahui pelaku terorisme yang bersembunyi di tengah-tengah lingkungan tempat tinggal mereka.

Presiden mengakui aksi-aksi terorisme memiliki beberapa akar penyebab seperti kemiskinan dan keterbelakangan, ketidakadilan di berbagai wilayah dunia, dan akar-akar radikalitas itu sendiri.

"Terhadap itu semua, pembangunan yang kita lakukan justru bertujuan untuk mengatasi kemiskinan, keterbelakangan dan juga ketidakadilan," katanya.

Oleh karena itu, menurut Presiden strategi yang ditempuh dalam menanggulangi persoalan terorisme ada dua sasaran yakni mengatasi akar-akar penyebab dan langkah-langkah intensif untuk mencegah dan memberantas aksi-aksi terorisme kapan pun dan di mana pun.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009