Jakarta (ANTARA News) - DPR RI meminta pemerintah bersungguh-sungguh melakukan upaya pengendalian penularan virus H1N1 penyebab Flu babi yang saat ini telah menulari sekitar 600 orang di 15 provinsi di Indonesia.
"Dalam forum rapat paripurna ini Dewan juga meminta perhatian Pemerintah berkaitan dengan masalah kesehatan, salah satu ancaman yang saat ini kita hadapi adalah penyebaran virus H1N1 atau yang biasa disebut Flu Meksiko (Flu Babi)," ujar Ketua DPR Agung Laksono saat menyampaikan pidatonya pada pembukaan masa persidangan I DPR tahun sidang 2009-2010 di Gedung DPR Jakarta, Jumat.
Agung kemudian mengutip data terakhir yang menyebutkan bahwa lebih dari 600 orang yang tersebar di 15 provinsi di Indonesia tertular virus tersebut.
Oleh karena itu, ujar Agung, Dewan meminta perhatian Pemerintah agar sungguh-sungguh melakukan upaya pengendalian penularan virus tersebut secara cepat, cermat dan berkelanjutan.
Upaya itu antara lain dengan menyiapkan rumah sakit rujukan, menyiapkan persediaan obat antivirus, dan melakukan pemantauan penyakit yang berbasis masyarakat.
Pada bagian lain pidatonya untuk bidang kesra, Agung menyinggung tentang pelaksanaan UU Perlindungan Anak, khususnya adanya kasus penyiksaan dan penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi kepada beberapa anak sebagaimana yang baru-baru ini diputuskan oleh Pengadilan Negeri Tangerang.
"Kenyataannya, amanat UU Perlindungan Anak belum dapat dilaksanakan secara optimal. Oleh karena itu, Dewan berpendapat bahwa permasalahan anak-anak di Indonesia merupakan prioritas utama pembangunan karena mereka adalah aset penting bangsa Indonesia di masa depan," ujarnya.
Secara singkat Agung mengomentari pula program pendidikan gratis yang harus pula dikaitkan dengan pendidikan yang berkualitas.
Sementara itu mengenai putusan Mahkamah Konstitusi yang menolak gugatan atas hasil pilpres, Agung mengingatkan agar sebagai negara yang menjunjung tinggi supremasi hukum, semua pihak harus dapat menerima dan mematuhi keputusan tersebut. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009