London (ANTARA News/AFP) - Euro melonjak terhadap dolar di London pada Kamis waktu setempat, karena negara utama Eropa, Jerman dan Perancis, melaporkan kembali ke dalam pertumbuhan dalam kuartal kedua dari resesi yang mendalam di kedua negara tersebut, kata dealer.

Mereka mengatakan, prospek kenaikan lebih lanjut untuk zona euro dan berlanjutnya kebijakan moneter longgar AS, mungkin akan menguntungkan euro dalam jangka pendek, tetapi ini bisa berubah jika dan ketika indikator-indikator AS mulai berputar jelas lebih positif.

Pada Kamis, penurunan tak terduga penjualan ritel AS dan lebih lemahnya dari perkiraan data ketenagakerjaan AS mengurangi sentimen terhadap dolar, memberikan euro peluang lebih besar untuk menguat terhadap unit AS.

Pada akhir perdagangan di London, Kamis, euro berada pada 1,4294 dolar, naik dari 1,4191 dolar di New York pada akhir Rabu.

Terhadap unit Jepang, dolar jatuh ke 95,62 yen dari 96,09 yen akhir Rabu.

"Terdapat lebih dari layak kesempatan bahwa kegiatan ekonomi zona euro kini telah mencapai sebuah titik nadir dan akan berkembang lagi di kuartal ketiga karena banyak ekonomi zona euro lainnya mengikuti Perancis dan Jerman keluar dari resesi," ujar Martin van Vliet dari ING Financial Markets.

Ekonomi ke-16 zona euro hanya menyusut 0,1 persen pada triwulan kedua, berbalik menguat kembali dari kontraksi 2,5 persen dalam tiga bulan hingga Maret.

Kenaikan dipimpin oleh Jerman dan Perancis, dua wilayah ekonomi terbesar, yang masing-masing mencatat pertumbuhan mengejutkan 0,3 persen dalam tiga bulan hingga Juni, bangkit dari resesi terburuk dalam dekade terakhir.

Sementara menyambut hasil, analis juga mewaspadai bahwa pemulihan kemungkinan akan larut dan dapat rentan, karena paket stimulus besar-besaran pemerintah baru berjalan dan meningkatnya pengangguran masih sangat mengkhawatirkan.

"Dengan keluaran (output) tidak mungkin kembali ke tingkat pra-resesi dalam jangka menengah, pengangguran dapat menjadi penyeret serius ... Sebagai tambahan, kontrasnya kinerja ekonomi di antara negara-negara anggota euro yang cenderung menyebabkan sakit kepala bagi Bank Sentral Eropa," kata Jorg Radeke, ekonom di Pusat Penelitian Ekonomi dan Bisnis.

Meskipun demikian, keseluruhannya berdampak positif dan membunyikan beberapa indikator dan komentar lainnya.

Data Jepang yang akan keluar pada Senin diharapkan menunjukkan bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia itu, juga berbalik naik antara April dan Juni.

Federal Reserve AS pada Rabu, mengatakan bahwa ekonomi AS telah stabil dan secara bertahap akan kembali dengan skala usaha besar-besaran untuk memompa likuiditas ke dalam sistem keuangan.

Di London pada Kamis, euro dipindahtangankan pada 1,4294 dolar terhadap 1,4191 dolar pada akhir Rabu, pada 136,69 yen (136,38), 0,8603 pound (0,8609) dan 1,5318 Franc Swiss (1,5293).

Dolar berdiri pada 95,62 yen (96,09) dan 1,0717 Franc Swiss (1,0771). Pound berada di 1,6614 dolar (1,6583).

Di London Bullion Market, harga emas meningkat menjadi 953,50 dolar per troy ounce dari 947,25 dolar pada akhir Rabu.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009