Palu (ANTARA News) - Jumlah penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di Kota Palu, Sulawesi Tengah, meningkat drastis kurun dua kurun dua pekan terakhir, namun sejauh ini belum ada laporan korban meninggal dunia.
Peningkatan penderita ISPA itu, antara lain terlihat dengan bertambahnya jumlah pasien yang menjalani rawat jalan di Puskesmas, rumah sakit, dan tempat praktek umum dokter.
Di Puskesmas Talise, Kecamatan Palu Timur, misalnya, setiap hari sejak awal Agustus 2009 terjadi lonjakan jumlah pasien yang datang berobat dan sebagian besarnya ialah penderita ISPA.
"Ada peningkatan pasien ISPA hingga dua kali lipat dibanding keadaan hari biasa, sekalipun jumlah yang datang berobat setiap hari tidak sampai 100-an orang," kata drg CA Ina, kepala Puskesmas setempat, Jumat.
Para pasien penderita ISPA yang berobat di Puskesmas ini berasal dari berbagai usia, namun paling banyak adalah anak-anak usia antara 0-12 tahun.
Dokter Ina memperkirakan, terjadinya peningkatan penderita ISPA dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain terjadi perubahan iklim yang ekstrim di Kota Palu yaitu pada siang hari cuaca terasa sangat panas dan pada malam harinya menjadi sangat dingin.
Selain itu, sebagian penduduk setempat kurang memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan, sehingga mudah terserang berbagai macam penyakit.
Kondisi yang sama terlihat di Puskesmas Singgani dan Puskesmas Birobuli, Kecamatan Palu Selatan.
Seorang suster di Puskesmas Singgani bahkan mengatakan peningkatan penderita ISPA dan datang berobat di balai kesehatan tersebut sudah berlangsung sejak akhir Juli lalu.
"Bukan hanya masyarakat luas. Para petugas medis pun tak sedikit yang menderita penyakit ini, dan kemungkinan terjangkit dari pasien yang mereka rawat," kata suster tersebut, namun menolak disebutkan namanya.
Sebelumnya, Direktur RSU SIS Aldjufri Palu, dr Abdullah Ahmad Ammarie Sp.Pd, juga membenarkan terjadinya peningkatan penderita ISPA di Kota Palu kurun dua pekan terakhir.
"Di rumah sakit dan tempat praktek saya memang banyak pasien ISPA yang datang berobat akhir-akhir ini, serta kondisinya mengalami peningkatan tajam dibanding keadaan hari biasa," tuturnya.
Bahkan, katanya, tak sedikit mereka yang terjangkit penyakit batuk-beringus kronis itu berasal dari satu lingkungan keluarga.
Dokter Ammarie menyarankan masyarakat di Kota Palu untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya dalam menghadapi perubahan iklim yang ekstrim di daerahnya kurun beberapa pekan terakhir, dengan memperbanyak mengkonsumsi sayuran, buah-buahan, dan makanan suplemen berupa vitamin.
Selain itu, terus menjaga kebersihan diri dan lingkungan, agar tidak mudah terserang berbagai macam penyakit.
"Hanya mereka yang memiliki daya tahan tubuh tinggi dan selalu menjaga kebersihan, terhindari dari penyebaran bakteri atau virus penyebab influenza," kata dia mengingatkan.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009