Koordinator aksi, Riski Kuswandana, mengatakan, mahasiswa berduka atas meninggalnya seniman WS Rendra sehingga mereka mengenang almarhum dengan membaca puisi-puisi karya Rendra dan berusaha melanjutkan perjuangannya.
"Kami memperingati tujuh hari meninggalnya almarhum dengan membaca sejumlah puisi karya Rendra yang menjadi insiprasi bagi bangsa Indonesia," kata Riski.
Menurut dia, semua mahasiswa berbaju baju hitam sebagai tanda berkabung, sambil membaca puisi dan menebar bunga mawar merah di sejumlah titik di fakultas setempat.
"Masyarakat akan selalu mengenang almarhum Rendra dengan karya-karya besarnya yang menjadi perhatian bagi kalangan sastrawan," katanya.
Meski penyair berjuluk "Si Burung Merak" itu telah tiada, kata dia, sejumlah karyanya akan dikenang sepanjang masa oleh masyarakat khususnya para sastrawan di Indonesia.
"Karya Rendra tidak akan pudar dan selalu dikenang oleh masyarakat," katanya.
Aksi peringatan mengenang budayawan Rendra tersebut sempat diprotes Pembantu Dekan (PD) Fakultas Sastra, Drs Hadiri, MA, karena dinilai menganggu aktivitas mahasiswa baru yang mengikuti kegiatan pengenalan kampus di fakultas tersebut.
"Saya sudah mengajukan izin kepada Dekan terkait dengan teatrikal puisi mengenang Rendra di fakultas ini, namun masih ada yang memprotes," katanya.
Meski demikian, kata dia, pembacaan puisi terpaksa dihentikan sementara dan dilanjutkan sekitar pukul 11.30 karena pada jam tersebut mahasiswa baru tersebut tidak mengikuti materi di ruang kelas.
"Pembacaan puisi secara bergantian tetap dilanjutkan dan ternyata mahasiswa baru tidak terganggu oleh kegiatan kami," katanya.
Sementara itu Masyarakat Kesenian Jember juga akan memperingati tujuh hari meninggalnya Rendra di lokasi prasasti Unej, Kamis malam, dengan apresiasi dan renungan mengenang seniman yang menyuarakan kebenaran melalui karya-karyanya itu.
Mereka juga mengusulkan Rendra sebagai pahlawan kebudayaan karena jasanya begitu besar untuk bangsa Indonesia.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009